Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Sunday, September 8, 2013

Yosua 10:38-43

(Sesuai SBU - Rabu, 18 September 2013)

10:38 Kemudian Yosua dengan seluruh Israel kembali ke Debir, lalu berperang melawannya.
10:39 Negeri itu beserta rajanya dan segala kotanya direbutnya, dan dipukul dengan mata pedang. Semua makhluk yang ada di dalamnya ditumpas mereka, tidak seorang pun yang dibiarkannya lolos; seperti yang dilakukannya terhadap Hebron, demikianlah dilakukan terhadap Debir beserta rajanya, sama seperti yang dilakukannya terhadap Libna beserta rajanya.
10:40 Demikianlah Yosua mengalahkan seluruh negeri itu, Pegunungan, Tanah Negeb, Daerah Bukit dan Lereng Gunung, beserta semua raja mereka. Tidak seorang pun yang dibiarkannya lolos, tetapi ditumpasnya semua yang bernafas, seperti yang diperintahkan TUHAN, Allah Israel.
10:41 Yosua menewaskan mereka dari Kadesh-Barnea sampai Gaza, juga seluruh tanah Gosyen sampai Gibeon.
10:42 Semua raja ini dan negeri mereka telah dikalahkan Yosua sekaligus, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN, Allah Israel.
10:43 Kemudian Yosua dengan seluruh Israel pulang kembali ke tempat perkemahan di Gilgal.

PENGANTAR

Dalam kanon Ibrani kitab ini menduduki posisi pertama dalam kelompok tulisan para nabi (nebiim). Lebih spesifik, kitab ini tergolong dalam daftar nabi-nabi awal, yaitu mereka yang melayani setelah Musa sampai pembuangan ke Babel. Cara penempatan seperti ini sekilas tampak aneh bagi kita. Kitab Yosua adalah kitab sejarah, bukan suatu kitab yang dipenuhi dengan nubuat. Apa yang ditulis sudah digenapi atau terjadi pada jaman Yosua. Mengapa kitab ini dikategorikan tulisan para nabi?

Berangkat dari konsep umum yang salah tentang peranan nabi. Kita cenderung melihat tugas para nabi terutama sebagai pemberi nubuat (foreteller), padahal yang lebih utama dari tugas seorang nabi adalah penyampai kehendak Allah (forthteller).
Dengan konsep bahwa tugas utama seorang nabi adalah menyampaikan maksud Allah, maka kita dengan mudah memahami mengapa Kitab Yosua dikelompokkan ke dalam jajaran kitab para nabi.

Kitab Yosua sering juga disebut kitab pengantar, karena Kitab Yosua adalah kitab sesudah 5 kitab Musa (Pentateukh/Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan). Kitab Yosua adalah kitab pertama dari 12 kitab yang menceritakan sejarah Israel di Kanaan. Isi kitab Yosua ini adalah periode setelah kematian Musa dan peralihan kepemimpinannya kepada Yosua, abdi Musa (Yos 1:1). Kitab Yosua ini bercerita tentang masa 25 tahun pergumulan dan perjuangan Yosua dan umat Allah dalam penaklukan Tanah Kanaan.

Kitab Yosua ini dapat dibagi dalam 3 tema pembahasan:

1. Israel memasuki Kanaan (Yos.1-5)
2. Usaha Israel menaklukan Kanaan (Yos.6-12)
3. Keberhasilan Israel menduduki Kanaan dan Pembagian Tanah Kanaan (Yos.13-24)

Salah satu ayat yang terkenal dalam kitab ini adalah Yos.24:15 = Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

PENAKLUKAN KANAAN SELATAN

Bagian bacaan kita pekan ini merupakan bagian akhir dari Yos.10 mengisahkan tentang penaklukan Kanaan bagian Selatan, yang sebaiknya dibaca dan dimengerti sebagai suatu kesatuan bahasan. 
Dalam pasal 10 ini tercatat begitu banyak kejadian dan mujizat dalam perang penaklukan Kanaan oleh Yosua dan umat Israel.
Beberapa hal yang tercatat di ayat 10 ini adalah:

1. ALLAH bertempur bagi umat Israel dan menyerahkan orang Amori ke tangan umat Israel.
Berulang-kali ditegaskah peranan ALLAH atas balatentara Israel di Yos.10:8; 10:10a; 10:14; 10:42. Perhatikan kata "TUHAN menyerahkan" yang terserak di sepanjang pasal 10 ini.

2. Ada 7 pertempuran yang keseluruhannya dimenangkan oleh Yosua dan umat Israel, yaitu pertempuran di Gibeon, Makeda, Libna, Lakhis, Eglon, Hebron, dan Debir.
Perhatikan taktik pertempuran Yosua yang tidak lazim bagi peperangan sekarang. Fokus penghancuran Yosua adalah menghabiskan kaum Amori, dan kembali ke Gilgal (2 kali Yosua kembali ke Gilgal, di Yos.10:15 dan 10:43).
Menurut beberapa ahli, Yosua tidak menjalankan pendudukan dan penghancuran kota, karena nantinya kota-kota tersebut akan dibagikan kepada umat Israel.


3. Yosua bertempur di Gibeon menghadapi 5 Raja yaitu Adoni-Zedek, raja Yerusalem; Hoham, raja Hebron; Piream, raja Yarmut; Yafia, raja Lakhis; dan Debir, raja Eglon - masing-masing dengan pasukannya. Seluruhnya dikalahkan dan ditewaskan Yosua dan umat Israel.
Di Yos.12:9-24, terdapat daftar raja-raja Kanaan yang dikalahkan oleh Yosua. Hanya orang Gibeon yang menyerahkan diri dengan sukarela walaupun dengan akal muslihat (Yos.9)

4. Mujizat Hujan batu yang menewaskan pasukan orang-orang Amori di lereng Bet-Horon sampai ke Azeka.

5. Matahari dan bulan berhenti bergerak seharian lamanya! Ini dikenal dengan "Hari terpanjang sepanjang sejarah"

Kedua mujizat di atas, sering menjadi perdebatan bagi ilmuwan dan teolog sendiri. Terlepas dari luar-biasanya kejadian itu, dengan cara pandang "tiada yang mustahil bagi ALLAH", maka mujizat-mujizat di atas bukanlah hal istimewa bagiNYA. Lautan terbelah, sungai Yordan terbendung ketika umat Israel menyeberang ... bahkan perjalanan di padang belantara yang dipimpin tiang awan dan api, manna di gurun pasir, air dari batu, rubuhnya tembok Yerikho ... bukankah itu semua dari ALLAH?

TAAT

Kata di atas, dibalikpun maknanya sama. Demikian juga bagi Yosua. Ketaatannya pada perintah ALLAH adalah luar biasa dan dalam keadaan apapun tetap teguh. Yos.10:40 melukiskan ketaatannya kepada perintah ALLAH. Perhatikan bahwa Yosua hanya menyerang target tertentu yang diperintahkan oleh ALLAH. Dan dengan ketaatannya itu ia memperoleh ganjaran seperti di Yos.10:42. Semua raja ini dan negeri mereka telah dikalahkan Yosua sekaligus, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN, Allah Israel. Karena Taat maka ALLAH berperan penuh. 

KEJAMKAH ALLAH?

Cara Yosua menjalankan perintah ALLAH untuk memusnahkan kaum Amori terlihat sangat kejam. Pasti di hati kecil kita akan terlintas, betapa kejamnya ALLAH dalam mencapai kehendakNYA melalui Yosua. Masakan IA menjanjikan tanah yang sudah ditempati orang Amori kepada Israel dengan membasmi mereka?

Sekilas hal di atas tampak sangat mengerikan dan bahkan bertentangan dengan perintahNYA untuk Jangan membunuh! Mengapa Allah memerintahkan sesuatu yang sangat “kejam”? Jika kita menyelidiki kasus ini secara seksama maka kita akan mengetahui dan mengerti bahwa ada alasan di balik sikap tegas Allah. Alasan-alasan ini sangat berkaitan:

1. Dosa-dosa bangsa Kanaan sangat besar dan sudah berlangsung sangat lama. Sesuai janji TUHAN kepada Abraham,TUHAN akan memberikan tanah Kanaan kepada bangsa Israel ketika dosa penduduk Kanaan sudah penuh (Kej 15:16). Kefasikan bangsa Kanaan menjadi alasan utama mengapa mereka ditumpas (Ul 9:5; bdk. Im 18:24-25). Hal ini didukung oleh Ulangan 20:10-18 yang mengajarkan sikap berbeda terhadap bangsa non-Kanaan dan penduduk Kanaan (bdk. Yos 9:1-27).

2. Pemusnahan ini merupakan bagian dari penggenapan isi perjanjian dengan para Bapa Leluhur. Tuhan telah berjanji akan memberkati siapa yang memberkati keturunan Abraham, demikian pula Ia akan mengutuk siapa yang mengutuk mereka (Kej 12:3). Karena bangsa-bangsa itu berperang melawan bangsa Israel (9:1-2; 10:1-6; 11:20), maka mereka dikutuk oleh Allah.

3. Pemusnahan ini dimaksudkan supaya bangsa Israel tidak terpengaruh oleh kefasikan bangsa-bangsa tersebut. Jika mereka tidak ditumpas sampai habis, maka mereka akan membuat bangsa Israel menyembah berhala (Ul 7:2-5; 20:18). Dalam sejarah bangsa Israel selanjutnya hal ini sungguh terjadi. Ketika bangsa Israel melanggar perintah TUHAN untuk menumpas bangsa Kanaan, maka mereka akhirnya terjebak pada penyembahan berhala (Hak 2:1-5; 3:4-6).

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa TUHAN adalah ALLAH yang panjang sabar (IA menunggu selama berabad-abad sampai dosa itu penuh). Ia adalah ALLAH yang setia kepada perjanjian-Nya: Ia mengutuk siapa saja yang mengutuk umat-Nya. Ia juga ALLAH yang mengasihi umat-Nya sehingga Ia menjaga mereka dari dosa-dosa yang menjijikkan.

APLIKASI

Contohilah Yosua, yang taat bertempur karena melaksanakan Tugas dari ALLAH. Di kemudian hari Yesus mencontohkan hal yang sama dengan kualitas yang lebih mendalam, IA taat melaksanakan Tugas BAPANYA, sampai mati di kayu salib. Mengapa kualitasnya lebih mendalam? Karena Yosua menghadapi kemenangan dunia dengan sorak sorai penduduk Israel dalam pertempuran dan sewaktu kembali ke Gilgal, tetapi Yesus Kristus menghadapi ejekan dunia dan akhirnya di salib. KemenanganNYA dicapai di kayu salib dengan mematahkan kuasa maut dan naik ke Surga. Tetapi terlepas dari perbandingan itu, beberapa hal dapat kita aplikasikan:

1. Sikap taat kepada kehendak ALLAH, adalah mutlak bagi kemenangan kehidupan kita. Ketaatan Yosua mendatangkan kuasa dan kekuatan yang besar karena ALLAH. Demikian juga dengan orang percaya dalam amanat agung Kristus Yesus di Mark.16:17-18. Ingin punya kekuatan seperti itu? Jalannya hanya satu: Taat Kepada ALLAH.

2. Dengan memahami mengapa ALLAH memusnahkan orang Amori, kita perlu tahu bahwa ALLAH adalah penuh Kasih dan sekaligus juga Tegas. Yang perlu kita jaga adalah jangan sampai kita merasa sebagai orang Israel tetapi sebenarnya perilaku kita seperti orang Amori, merasa seperti Daud, padahal sebenarnya kita berperilaku seperti Goliat, merasa sebagai orang percaya tetapi sebenarnya berperilaku seperti orang Farisi.

3. Ketika kita menghadapi pertempuran dalam kehidupan kita, - dalam konteks sekarang pertempuran melawan keinginan daging, hawa nafsu dan godaan iblis - maka yang diutamakan adalah bagaimana memenangkan pertempuran itu untuk Kemuliaan ALLAH. Berapa sering kita terlalu sibuk mengalahkan diri kita sendiri, saingan kita di jemaat, mendapatkan sesuatu pengakuan atau penghargaan sosial kemasyarakatan/jemaat tanpa lagi mengingat untuk memuliakan ALLAH? Bukankah seringkali kita berusaha mencapai kemenangan dan ketenaran hanya untuk diri kita sendiri dan bukan untuk memuliakan ALLAH?

ITT - Jakarta, Minggu 8 September 2013