Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Monday, November 21, 2022

Galatia 5:1-5

Perikop LAI : Kemerdekaan Kristen (Gal 5:1-15)

5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
5:2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
5:3 Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.
5:4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.
5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.

PENGANTAR

Surat Galatia ditulis oleh Paulus. Ini salah satu surat Paulus yang pertama, di dalam pelayanan misinya yang pertama, yaitu sekitar tahun 48-an, masih pada masa ‘Gereja mula-mula’. Jemaat Galatia sendiri adalah jemaat yang didirikan oleh Paulus. Kurang lebih 1-2 tahun sebelumnya, Paulus pergi ke Galatia menginjili dan banyak orang bertobat, kemudian dia tinggalkan untuk pergi ke tempat lain lagi; dan sekarang, mendengar kabar di sana, barulah Paulus menulis surat ini.

Posisi Galatia adalah di sebelah selatan Turki yang sekarang. Pada saat itu, kota Galatia ada di bawah kekuasaan kerajaan Romawi yang menguasai dunia waktu itu, dengan kaisarnya Kaisar Cladius. Penduduk Galatia sendiri beragam/heterogen dari berbagai macam orang, dan secara penyembahan juga banyak dewa-dewanya. Penduduk setempat memiliki dewanya sendiri, para pendatang juga membawa dewa-dewa mereka sendiri untuk disembah, bahkan ada juga yang menyembah Kaisar Claudius sebagai dewanya karena dia membawa euangelion/kabar keselamatan untuk mereka. Orang-orang Yahudi diaspora juga ada yang tinggal di sana, jumlahnya cukup banyak meski tetap saja minoritas, dan secara khusus mereka tetap dengan keyahudiannya.  Mereka mendirikan sinagoge untuk beribadah yang letaknya selalu di pinggiran, karena mereka tidak diperhitungkan sebagai orang-orang istimewa. Di dalam konteks inilah Paulus melayani. Dimulai dengan menginjili orang-orang Yahudi terlebih dahulu, sampai akhirnya Injil masuk juga kepada gentiles dan banyak dari antara mereka yang bertobat, sehingga orang-orang Kristen di sana bukan cuma terdiri dari orang Yahudi tapi juga orang Yunani. 

Tadinya orang-orang di situ mengenal suku Yahudi dengan keagamaan Yahudi-nya, lalu sekarang ada satu orang bernama Paulus yang datang membawa euangelion versi lain. Di dalam kabar baik yang dibawanya itu, dia membawa sebuah proyek yang digadang-gadangnya. Proyek apakah yang diberitakan oleh Paulus? Satu istilah yang berkali-kali muncul di dalam surat Paulus, seperti juga di dalam surat Efesus dan surat Roma, istilah yang sama juga muncul di surat Galatia, dan inilah pola yang selalu dipakai Paulus di dalam motif penginjilannya, yaitu dia membawa proyek ‘pembangunan’. Proyek pembangunan apa? Bukan pembangunan dengan tembok dan batu, melainkan satu proyek yang boleh dikata sangat provokatif terhadap kerajaan Romawi, yaitu membangun Kerajaan Allah, bukan dengan batu seperti benteng-benteng besar, tapi membangun Kerajaan Allah dengan manusia. Inilah proyek yang ditawarkan Paulus; dan di dalam beritanya, Paulus mengatakan bahwa hanya ada satu Tuhan.

Dalam konteks zaman itu, mereka tahunya satu Tuhan dalam pengertian monoteis yang hanya ada pada orang Yahudi, sementara sekarang Paulus memberitakan hanya ada satu Tuhan juga, tapi berbeda. Apa yang jadi perbedaan? Yaitu bahwa Tuhan yang dikatakan oleh Paulus, adalah Tuhan dari seluruh alam semesta, Pencipta alam semesta yang berencana dan berdaulat atas seluruh dunia; dan yang paling indah, yang jadi kontras dengan agama Yahudi, bahwa rencana kekal Tuhan atas dunia ini digenapi dengan kedatangan Yesus Kristus, Dia adalah Raja di atas segala raja.

Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal; tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi. 

Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia  ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada  ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak  disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa  panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari  manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada  orang bukan Yahudi (Pasal 1-2). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik  kembali hanya melalui percaya kepada Allah (Pasal 3-4). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (Pasal 5-6), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya  kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu  melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.  

Isi Kitab Galatia

  1.   Pendahuluan 1:1-10 
  2.   Hak Paulus sebagai rasul 1:11--2:21 
  3.   Kabar Baik tentang rahmat Allah 3:1--4:31 
  4.   Kebebasan dan kewajiban orang Kristen 5:1--6:10 ==> Bagian bacaan ini
  5.   Penutup 6:11-18 

ILUSTRASI

Penulis memakai pendekatan ilustrasi untuk menguraikan pola pikir Rasul Paulus supaya lebih mudah sedikit kita cerna.

Sewaktu bermain dengan putri kami yang berusia 7 tahun, terkadang untuk menghentikan ia bermain dengan sekeranjang mainannya memerlukan usaha yang cukup alot. Apalagi kalau kalimat; "Anne, sudah waktunya berhenti bermain, kumpulkan mainannya di keranjang mainannya ya"

Sebagai ayahnya, saya punya 2 pilihan untuk si Anne kecil,

  1. "Anne, masukkan sekarang juga mainannya atau Anne akan kena hukum dari Papi", atau
  2. "Anne, ayo masukkan mainannya bersama Papi ya"

Kalau pilihan pertama kami terapkan, tetap saja si Anne kecil akan mengumpulkan mainannya sesegera mungkin, tapi dengan kening berkerut dan bibir yang cemberut serta wajah kesal, karena ia merasa seperti diperintah dengan ancaman. Sedangkan pilihan kedua, akan lebih menyenangkan, karena ia merasa bebas dan senang karena toh masih dibantu Papinya. Tentu saja si Anne kecil tahu, bahwa kalau tidak mengumpulkan mainannya, ia akan dihukum, tetapi pilihan kedua masih cukup menyenangkan, karena Papinya ada dan turut serta membantu dia.

Demikian pula ada pilihan bagi saya ayahnya;

  1. Saya dapat membuatnya sendiri melaksanakan perintah dan mengancam bahwa hukuman akan saya jatuhkan,
  2. Atau saya bisa turun membantunya dan mengubah suasananya menjadi lebih menyenangkan.

Menarik, karena cara pertama akan menghasilkan anak-anak perbudakan, cara kedua akan melahirkan anak-anak kebebasan (Galatia 4:21-31 dalam Perikop LAI: Hagar dan Sara), yang kuncinya adalah kemerdekaan, dimana Tuhan Allah turun untuk membantu kita melakukan apa yang Dia minta dan apakah kita hidup oleh iman dalam karya kasih karunia itu.

URAIAN & APLIKASI

Dari Ilustrasi di atas, kita akan beroleh gambaran bacaan hari ini dari ayat 1 sampai kesimpulannya di ayat 5. Gambaran itu meliputi;

1. Bahwa kemerdekaan manusia itu sangat penting di mata Tuhan.

Teks ini dimulai dengan pernyataan yang jelas dan menyegarkan tentang kehendak Kristus bagi hidup kita (5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.) KBBI, Kuk = kuk1 n kayu lengkung yang dipasang di tengkuk kerbau (lembu) untuk menarik bajak (pedati dan sebagainya). Dari sini kita dapat menyimpulkan jelas, bahwa kemerdekaan dari perhambaan ini adalah sesuatu yang sangat sangat penting bagi Tuhan untuk kita. Untuk ini Kristus datang, disalibkan, mati dan meninggalkan Roh Kudus bagi kita, sehingga bukan lagi teori dan hukuman, tapi praktek nyata kasih dinyatakan bagi manusia.

2. Bahwa kemerdekaan itu, sama sekali bukan mengabaikan Hukum Taurat.

Kalau pada Gal 5:2 dst, Rasul Paulus menegur orang Kristen yang mau kembali kepada hukum sunat sebagai syarat keselamatan, bukan melalui anugerah dengan iman kepada Kristus maka sebaliknya Paulus pada Galatia 5:13 =  Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. (Perhatikan bahwa bacaan masih dalam perikop yang sama) - maka kita jangan terjebak pada pendapat bahwa kita boleh mengabaikan Hukum Taurat. Kalau membaca sekilas dan sepotong saja tanpa memahami secara menyeluruh, maka banyak orang yang berpikir kalau kita bebas dari hukum berarti tidak lagi bertanggung jawab mentaati perintah-perintah moral dari Allah. Kalau begitu apakah arti merdeka dari hukum Taurat? 

a. Artinya adalah: "merdeka atau bebas dari berusaha untuk mendapatkan keselamatan melalui hanya melakukan hukum Taurat.". 
b. Artinya adalah: "merdeka dari berusaha  untuk berusaha mempertahankan standar kekudusan Allah tanpa pertolongan Tuhan.

Masih bingung? Kita kembali ke Ilustrasi si Anne kecil tadi, bahwa ia tetap melakukan perintah, hanya kali ini dengan kemerdekaan penuh dan dengan pertolongan ayah-nya. Dengan kata lain, kita tetap tunduk pada perintah Allah, bukan hanya dengan melaksanakan hukum-hukum-Nya, tapi dengan kemerdekaan penuh oleh pertolongan-Nya sendiri.

Peringatan: Berhati-hati terhadap ajaran bahwa kita tidak lagi perlu Hukum Taurat. Mari bandingkan dengan perkataan Tuhan Yesus di Matius 5:17-19 = 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. 5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

Khusus untuk topik apakah hukum Taurat masih berlaku bagi orang Kristen akan kita bahas dalam tulisan di lain kesempatan. 

3. Bahwa Kemerdekaan Bergantung pada Kasih Karunia.

Sekarang Gal 5:4 = Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia., memperingatkan kita untuk berdiri teguh dalam kebebasan dan tidak tunduk pada kuk perbudakan. Jadi, apa yang diajarkan ayat ini adalah bahwa pengalaman kebebasan/kemerdekaan, termasuk kebebasan/kemerdekaan hidup yang kekal, hanya dapat dinikmati jika kita bergantung pada Kasih Karunia Kristus. Perbudakan adalah apa yang terjadi ketika kita jatuh dari kuasa kasih karunia. Kunci kebebasan/kemerdekaan adalah tetap bergantung pada kasih karunia ini, yaitu apa yang diajarkan Tuhan Yesus dalam kasih adalah upaya penyelamatan dan pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita. Kita bebas ketika Tuhan dengan bebas datang untuk membantu kita dan kita dengan sukacita mempercayai bantuan-Nya.

4. Bahwa Bagaimana Pengikut Kristus menunggu akhir zaman..

Gal 5:5 = Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. Itulah gambaran Rasul Paulus bagi kita orang percaya yang menyongsong akhir zaman. Jadi meskipun ada keyakinan penuh bahwa kita sudah dibenarkan oleh iman di dalam Kristus dan mengenakan kebenaran-Nya (Roma 5:1 = Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.; 1 Korintus 1:30 = Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.), penghakiman terakhir ada di hadapan kita di mana keputusan akhir akan terungkap. Inilah harapan yang kita tunggu dan dambakan. Tapi bukankah begitu pula dengan kaum Yahudi? Pertanyaannya adalah bagaimana kita menantikan kebenaran: sebagai orang merdeka yang bebas atau sebagai budak?

........ Amin

ITT - Jakarta, Senin 21 November 2022