Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Friday, February 4, 2011

Hakim-Hakim 4:1-8

Hukuman Atas Kesalahan
(Sesuai SBU, Minggu 6 Februari 2011)

Hakim-Hakim 4:1-8
Deborah dan Barak
4:1 Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN.
4:2 Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim.
4:3 Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, sebab Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi dan dua puluh tahun lamanya ia menindas orang Israel dengan keras.
4:4 Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel.
4:5 Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya.
4:6 Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: "Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau,
4:7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu."
4:8 Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju."

Karakter

Ada beberapa Karakter yang sebaiknya didalami dalam bacaan pasal 4 secara keseluruhan, yaitu:
Deborah: Nabiah & Hakim di Israel, arti namanya "lebah"
Barak: Pemimpin tentara Isarael, arti namanya “halilintar”
Yabin: Raja Kanaan, arti namanya “berpengertian”
Sisera: panglima tentara Kanaan. arti namanya "Pelayan dewa Ra"
Yael: arti namanya "Kambing hutan/kambing liar"

Dosa

Hak 4:1 Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN.
4:2 Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim.

Apa yang jahat yang dilakukan orang Israel? Israel memilih allah lain.
Hak 5:8a Ketika orang memilih allah baru, maka terjadilah perang di pintu gerbang.
Untuk itu ada 3 hal yang penting yang perlu diperhatikan.
1. Ketidak-mauan untuk belajar dari masa lalu/sejarah, membuat sepeninggal Ehud mereka melakukan kejahatan.
2. Berulangkali melakukan - melakukan pula - melakukan lagi, melewati berapa hakim sebelum Deborah? Dan dosa serta kejahatan itu berulangkali dilakukan orang Israel - Ketika berdosa, melakukan yang jahat di mata Tuhan, dihukum, melakukan apa yang berkenan di mata Tuhan, beroleh berkat. Ada apa sebenarnya dengan Israel? Coba berkaca dan melihat diri kita sendiri, dan jawablah ... ada apa dengan manusia?
3. Hati manusia ternyata tidak berubah oleh Mujizat Allah. Ingat Samgar di pasal 3? (Hak 3:31 Sesudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya. Demikianlah ia juga menyelamatkan orang Israel.) Mengalahkan 600 orang dengan tongkat? Itu semua karena Kuasa Allah belaka. Tetapi apa yang terjadi? beberapa saat kemudian, terjadi lagi kejahatan terhadap Tuhan.
Ini mengingatkan kita dalam Injil Yohanes ketika Yesus berkata: (Yoh.6:26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.) Mujizat dicari bukan supaya beroleh keselamatan, tetapi hanya untuk beroleh keuntungan belaka.

Sola Gracia - Keselamatan hanya dari Allah semata, bukan manusia, sebab kalau hanya mengandalkan manusia untuk berbuat baik, akan terjadi seperti Israel pada bacaan kita, dan akan terjadi pula dengan kita sekarang.

Penindas

Atas buah dosa itu, Allah menyerahkan Israel untuk ditindas oleh Yabin dan Sisera. Kekuatan yang besar karena mempunyai 900 kereta besi. Ini menandakan jumlah pasukan yang besar, karena di atas dan sekeliling kereta besi itu tentara akan berbaris untuk bertempur. Dan karena kekuatan yang besar itu, mereka dengan keras menindas Israel, selama 20 tahun pula.
Penindasan, bukan karena Kanaan hebat, tetapi karena Tuhan mengizinkan untuk menghukum Israel (ayat 2a: Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor.)

Nabiah & Pemimpin – Deborah dan Barak

Deborah adalah seorang dari 3 nabiah yang dikenal dalam PL, yaitu Miriam (Keluaran 15:20) dan Huldah (2 Raj 22:14). Dalam PB dikenal juga Hana (Luk2:36) dan 4 anak dara Filipus (Kis 21:9). Deborah juga adalah hakim yang memerintah atas Israel. Ia biasa duduk di bawah pohon korma (Beberapa pendapat mengatakan, karena pada zaman itu, ketika orang berperkara, maka mereka tidak dapat datang ke rumah Deborah karena ia seorang perempuan, maka ia memilih menjalankan tugas hakimnya di tempat terbuka). - Hal bahwa Deborah seorang perempuan, sebaiknya kita lihat sebagai Kuasa Allah untuk memakai siapa saja dalam melaksanakan perintah-Nya.
Perhatikan ayat 4:6 Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: "Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau, 4:7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu."
Kata: "Bukankah" yang dicetak tebal menandakan bahwa ternyata Tuhan telah bersabda sebelumnya kepada Barak dengan perintah sama seperti yang Deborah dapatkan dari Tuhan sebagai Nabiah.
Suatu perintah dengan uraian yang sangat rinci tentang jumlah dan asal suku tentara Israel dan tempatnya. Suatu cara yang ajaib, Israel bahkan tidak perlu menghampiri musuh (perhatikan kata yang dicetak tebal di ayat 7).

Dengan itu, beberapa hal boleh kita pelajari:
1. Apa yang Deborah peringatkan kepada Barak, adalah perintah Tuhan yang juga sudah diberikan kepada Barak.
2. Ada keraguan dan ketakutan Barak untuk melaksanakan perintah Tuhan itu, karena mereka kalah dalam hal teknologi perang. Dalam penindasan, Yabin dan Sisera serta tentara Kanaannya pasti tidak memperbolehkan Israel mengumpulkan senjata. (Hak.5:8b Sesungguhnya, perisai ataupun tombak tidak terlihat di antara empat puluh ribu orang di Israel.)
3. Keraguan itu memperlihatkan ketidak-taatan Barak sebagai pemimpin terhadap Allah.
4. Kasih Allah dengan mendengar doa Israel yang tertindas, membuat Tuhan mengutus Deborah untuk menegur & meyakinkan Barak atas perintah-Nya.

Di ayat 8, atas permintaan Barak supaya Deborah ikut dalam pertempuran itu, ada beberapa tafsiran. Salah satu tafsiran mengatakan bahwa permintaan itu memperlihatkan keraguan Barak lebih lanjut, atas ketakutan, dan atas pandangannya terhadap posisi Deborah sebagai perempuan.
Tetapi dalam konteks kenabiahan Deborah yang telah disaksikan oleh Barak dengan mengingatkan ia atas perintah yang sudah ia dengar dari Tuhan - maka permintaan Barak supaya Deborah turut serta, dapat diartikan sebagai penundukan Barak terhadap Tuhan dengan keyakinan Barak bahwa kehadiran Deborah dalam pertempuran itu adalah kehadiran Allah sendiri.

Jawaban Deborah dalam ayat 9 adalah suatu nubuatan yang pada saat itu, pastilah tidak dimengerti oleh Barak sendiri, yang tanpa keinginan untuk memperoleh kemuliaan - juga sebagai bukti penundukan dirinya kepada perintah Allah yang pernah ia ragukan - segera berangkat bersama Deborah. Menarik untuk dibayangkan, bahwa sudah barang tentu Barak menyangka, nubuatan Deborah tentang Sisera yang akan diserahkan Tuhan kepada seorang perempuan - pastilah kepada Deborah, tetapi di akhir pasal 4 ternyata Tuhan menyerahkan Sisera kepada Yael, yang bahkan bukan seorang Israel.

Aplikasi

Apa yang kita pelajari dalam bacaan kita hari ini, membuat kita berkaca dan belajar beberapa hal.

1
. Ketidak-taatan terhadap Allah mendatangkan hukuman. 20 tahun penindasan bukanlah hal ringan, ditambah harus bertempur kembali dengan orang Kanaan. Berapa kali dalam kehidupan kita, kita mengalami seperti Israel? Ketika membaca dan merenungi Kitab Hakim-Hakim, Tuhan menghendaki kita setia kepada-Nya, supaya tidak perlu lagi mengalami apa yang telah Israel alami. Bukankah Sejarah perjalanan Israel dalam PL, dituliskan Tuhan supaya kita beroleh hikmat?

2. Doa teriakan pertobatan dan minta tolong Israel, di dengar Tuhan. Pertobatan mendatangkan Kasih Tuhan, tetapi akibat dosa adalah permanen. Penderitaan dan peperangan tetap melanda Israel. Berapa kali dalam pergumulan kehidupan kita berseru kepada-Nya karena penderitaan yang adalah ulah kita sendiri? Seringkali tujuan kita hanya berseru untuk dilepaskan dari masalah. Seharusnya tujuan kita adalah menyenangkan hati Allah dengan taat kepada-Nya. Bukankah IA telah memberikan Kristus Yesus menebus kita dan hadir dengan Roh Kudus senantiasa untuk kita?

3. Tuhan Allah akan memakai siapa saja untuk kemuliaan Nama-Nya. Sekalipun ia perempuan yang sering dianggap lemah seperti Deborah dan Yael (perhatikan ketegasan Deborah serta sikap Yael - sekali lagi, ia bukan orang Israel - yang menewaskan Sisera tanpa ragu). Tindakan Tuhan memakai mereka itu adalah pembelajaran bagi kita, bahwa masalah gender, suku, harkat dan perbedaan lainnya, harus dikesampingkan, bahkan ditiadakan bagi kemuliaan Tuhan. Bukankah Kristus Yesus mengajarkan itu dengan bergaul dan makan dengan siapa saja?

4. Kerjasama adalah mutlak dalam menjalankan perintah Tuhan. Perhatikan bahwa ketika Deborah dan Barak bekerjasama serta penyatuan beberapa suku Israel, maka itu menjadi kunci kemenangan mereka disamping taat penuh atas perintah Tuhan. Membina keluarga, menuntut kerjasama suami istri dan anak-anak, serta menjalankan amanat Kristus Yesus sebagai Gereja Tuhan, bukan kerja satu orang atau satu kelompok, tetapi kerjasama seluruh jemaat dengan kemampuannya masing-masing. Bukankah kita semua dipanggil untuk menjadi satu tubuh, dalam jemaat Kristus dimana Yesus adalah kepala-Nya?

ITT – 4 Februari 2011