Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Friday, February 25, 2011

Matius 18:6-9

Orang Yang Menyesatkan Pasti Celaka
(Sesuai SBU, Minggu 27 Februari 2011)

Matius 18:6-9
18:6 "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.
18:7 Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.
18:8 Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal.
18:9 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua


Latar Belakang

Matius 18 pada bacaan hari ini (Mat 18:6-9), akan ditelaah dengan sudut pandang, bahwa pasal 18 ini adalah 1 (satu) unit pengajaran dengan berbagai sub unit pengajaran di dalamnya yang kemudian dibagi oleh Alkitab dalam 5 perikop; 1-5 Siapa yang terbesar dalam Kerajaan sorga, 6-11 Siapa yang menyesatkan orang, 12-14 Perumpamaan tentang domba yang hilang, 15-20 Tentang menasihati sesama saudara, dan 21-35 Perumpamaan tentang pengampunan.

Pertanyaan dalam Mat 18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" - sebaiknya dipakai sebagai acuan untuk mengerti pasal ini.
Jawaban Yesus menjungkirbalikkan konsep "duniawi" murid-murid-Nya. Mat 18:2-4: Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. (garisbawahi kata bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini)

Konsep Yesus Kristus dibandingkan dengan Konsep duniawi tentang "Yang Terbesar"

Konsep Duniawi

Konsep Yesus Kristus

Kaya - Ayub 1:3: Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.

Miskin – Mat 5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga

Berkuasa

Bergantung sepenuhnya kepada Allah

Menjadi yang terutama

Menjadi yang terakhir – Mark 9:35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."

Menjadi Tuan

Menjadi Pelayan – Mark 9:35, Mat 20:26-27 (Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu),

Diagungkan/Ditinggikan

Sederhana/Merendahkan diri – Mat 18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga, Mat 23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.


Jadi kalau dirangkum, konsep Yesus Kristus tentang Yang terbesar adalah: ia yang seperti anak kecil, yang merendahkan diri dalam arti rendah hati, dan menyandarkan diri atau bergantung sepenuhnya kepada Bapa. Konsep ini juga menjelaskan, betapa pentingnya semua manusia di hadapan Allah, dimana Allah tidak memandang apapun juga dengan cara pandang duniawi – dan ini menegaskan bagaimana cara hidup dalam jemaat dan gereja serta dunia yang harus dilaksanakan oleh murid-muridNya dan kita semua, yaitu Tubuh Kristus, dimana semuanya berharga dan mempunyai fungsi sesuai kemampuannya. (Bandingkan Zakharia 2:8b sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya --:)

Ketika konsep ini telah direnungkan dan dimengerti, maka selanjutnya akan lebih mudah untuk mengaplikasikan konsep ini ke dalam bacaan kita hari ini, tentang penyesatan dan peringatan Yesus tentang penyesatan.

Pengertian tentang istilah Anak Kecil
Mengutip penggalan ayat 6: anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, maka kita bisa menyimpulkan bahwa istilah anak kecil pada konteks bacaan ini, adalah murid Tuhan (bandingkan Mat 10:42 Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.).

Aplikasi

Menyesatkan? Bagaimana itu?
Dengan tetap mengacu pada ayat 1, tentang pertanyaan siapakah yang terbesar, maka pengertian penyesatan yang ingin difokuskan dalam pengajaran pekan ini, adalah “suatu cara saling menyingkirkan untuk mendapat suatu tempat yang lebih besar atau tinggi dalam komunitas orang percaya”.
Jadi penyesatan, peluangnya lebih besar terjadi dari dalam komunitas itu sendiri dibandingkan dari luar, karena sesuatu penyesatan terselubung atau tidak disadari akan lebih mudah terjadi dibandingkan sesuatu ajaran terbuka
Beberapa hal penyesatan yang sering kita temui:
-. mengajarkan hal yang tidak tepat tentang ajaran Kristus, berdasarkan pandangan pribadi yang tidak Alkitabiah.
-. mencuri Kemuliaan Allah dengan mengedepankan pribadi, sehingga orang menjadi kagum terhadap pribadi tertentu dan bukan kepada Allah yang menjadi sumber segala berkat.
-. mengajak atau mempengaruhi orang lain untuk melakukan perpecahan dalam komunitas jemaat dengan jalan saling menjelekkan atau menjatuhkan (ingat bagaimana cara Orang Nazaret menolak Yesus dengan meremehkan Yesus dan keluarganya dan juga ingat bahwa Gereja adalah tubuh Kristus)

Akibat Penyesatan = Celaka
Peringatan yang sangat keras dan tegas, bahwa menyesatkan anak-anak kecil ini – harus dilihat sebagai suatu dosa yang sangat besar, melebihi ditenggelamkan dengan pemberat batu kilangan, yang dilanjutkan dengan kata “celakalah” - bagaimana status seseorang yang telah diumpat Tuhan dengan kata celakalah? - tentu sangat menakutkan bukan?.
Bandingkan ketika Yesus menegur Paulus/Saulus = Kis 9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" - Luar biasa! bukan menganiaya pengikut-Ku, tetapi menganiaya Aku yaitu Tuhan sendiri!).

Jika ayat 6 & 7 menyuruh kita hati-hati supaya tidak menyesatkan orang lain, maka ayat 8 & 9 memperingatkan kita supaya berhati-hati untuk tidak menyesatkan diri sendiri atau membiarkan diri sendiri tersesat. (Bandingkan 1Tim 4:16= Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. Juga Kis 20:28 = Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.)

Keseimbangan untuk menjaga kerohanian kita serta melayani dengan benar diperlukan, untuk menjaga tidak terjadinya penyesatan dalam komunitas orang percaya.

Penutup

Peringatan Yesus bahwa penyesatan itu memang harus ada pada ayat 7, membuat kita harus waspada, dan kewaspadaan itu akhirnya akan membawa kita berseberangan dengan penyesatan, yang resepnya sudah disiapkan Yesus dalam pasal ini, yaitu dari ayat 15 – 35.
Tampaklah di sini, bahwa ajaran Kristus Yesus dalam Matius 18 ini adalah suatu ajaran yang saling terkait dan berhubungan, dimana sebab akibatnya dijelaskan Yesus dengan rinci.

Pertanyaan murid-murid akibat ketamakan dan pementingan diri untuk jadi yang terbesar, dijawab Yesus dengan konsepNya tentang yang terbesar, dilanjutkan dengan apa dan bagaimana penyesatan dan akibatnya, ditutup dengan bagaimana mengenakan kerendahan hati yang bermuara pada belas kasihan dan pengampunan untuk menyelesaikan suatu dosa dan pergumulan. Pengajaran yang indah dan jauh dari ketersesatan, karena senantiasa menempatkan sudut pandang Allah sebagai yang utama dan terutama.

Jadi bilamana kita mulai terjebak dalam pertanyaan “siapa yang terbesar dalam jemaat kita?” hendaklah dijawab: “Yesus Kristuslah yang terbesar dalam jemaat kita, kita semua hanyalah alat-Nya untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Sorga di muka bumi ini.” - Amin.

ITT – 25 Februari 2011