Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Thursday, February 10, 2011

Yohanes 4:1-14

Berita tentang hidup kekal tidak eksklusif
(Sesuai SBU, Minggu 13 Februari 2011)

Yoh 4:1-14

Percakapan dengan perempuan Samaria
4:1 Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes
4:2 -- meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, --
4:3 Ia pun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea.
4:4 Ia harus melintasi daerah Samaria.
4:5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.
4:6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."
4:8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
4:11 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
4:12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"
4:13 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."


Latar Belakang

1. Orang Samaria dihina oleh orang Yahudi karena ras mereka campuran dan tidak murni lagi, juga adalah orang melalaikan Hukum Musa. Mereka adalah pelanggar Hukum dan Peraturan Yahudi karena orang Samaria membangun tempat ibadah sendiri untuk menyaingi Bait Allah di Yerusalem. Orang Yahudi menganggap bahwa memakan roti orang Samaria sama dengan makan daging babi. Bahkan orang Yahudi berdoa supaya orang Samaria tidak masuk ke dalam hidup kekal.

Nama Samaria diberikan kepada penduduk campuran yang dibawa oleh Raja Asyur atau Assyria, Esarhaddon (2Raja 19:36-38) (677 SM) dari Babilonia dan tempat-tempat lain serta ditempatkan di kota-kota Samaria (Israel Utara) menggantikan penduduk asli yang telah dipindahkan ke pembuangan (2Raj 17:24; Ezra 4:2, 9, 10) oleh Raja Sargon (721 SM). Orang-orang asing ini membaur dengan orang Yahudi yang masih tertinggal dan dengan perlahan namun pasti meninggalkan penyembahan berhala lama mereka dan mengadaptasi sebagian agama Yahudi. Setelah kembali dari pembuangan, orang Yahudi di Yerusalem tidak mengizinkan mereka untuk mengambil bahagian dalam pembangunan kembali Bait Allah yang mengakibatkan permusuhan terbuka antara keduanya. Orang Samaria lalu membangun Bait Allah saingan di gunung Gerizim, yang kelak dimusnahkan oleh Raja Yahudi pada tahun 130 SM. Kemudian mereka membangun lagi yang lain di Sikhar. Permusuhan yang pahit antara orang Yahudi dan Samaria berkelanjutan hingga di masa Tuhan Yesus "Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria" (Yohanes 4:9b) Tuhan Yesus sendiri pernah diejek sebagai orang Samaria (Yoh 8:48 Orang-orang Yahudi menjawab Yesus: "Bukankah benar kalau kami katakan bahwa Engkau orang Samaria dan kerasukan setan?").

2. Jalur tercepat dan paling dekat antara Jerusalem di sebelah selatan dan Galilea di utara adalah melalui daerah Samaria. Namun orang Yahudi kebanyakan mengambil jalur memutar sehingga tidak perlu melewati daerah orang Samaria itu. Dengan demikian, walaupun lebih jauh tapi mereka terhindar untuk bertemu musuh bebuyutannya itu. Ketidaklaziman perjalanan Yesus dan murid-muridNya yang melalui wilayah Samaria akan memperlihatkan rencana Allah.

3. Tiga hal yang terjadi dalam peristiwa ini: Seorang Yahudi berbicara dengan seorang Samaria, percakapan di antara orang asing yang tidak saling mengenal, dan Seorang yang Kudus berbicara dengan seorang kafir.

4. Pada pasal sebelumnya, Yohanes 3:1-21 (Percakapan Tuhan Yesus dan Nikodemus) - bertema hampir sama dengan bacaan hari ini.

Struktur Bacaan

Yoh 4:1-3 = Dengan meninggalkan Yudea dan kembali ke Galilea, Yesus melakukan 2 hal, menghindari orang-orang Farisi dan menghindari pemecah-belahan dengan kelompok Yohanes Pembaptis - perhatikan di sini bahwa Yesus menghindari konfrontasi dan rivalitas, menghindari pertentangan dan persaingan.

Yoh 4:4-6 = Menunjukkan bahwa tidak ada yang kebetulan di mata Allah, bahkan dalam perjalanan yang melewati Samaria, Yesus memenuhi rencana Bapa-Nya. Di wilayah Samaria, ia singgah di kota Sikhar (dahulu Sikhem) - lihat Kej 48:22 & Yosua 24:32.

Yoh 4:7-14 = Percakapan Yesus dan perempuan Samaria yang berlanjut sampai pasal 26. Menarik diperhatikan di sini, bahwa inilah saat pertamakali Yesus membuka identitas sebenarnya tentang diri-Nya kepada seseorang dengan sangat jelas (Yoh 4:26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.") - Bukan kepada orang Yahudi, tetapi kepada seorang perempuan Samaria!

Berbeda tapi Sama

Berbagai sudut pandang dan telaah sudah dikemukakan tentang bacaan ini, dan kali ini suatu pembahasan dengan mengambil perbandingan kita telusuri dengan mengacu pada Yoh 3:1-21, perihal percakapan Yesus dengan Nikodemus, dan melihat bagaimana Yesus mengajarkan kita tentang cara penginjilan dan bersaksi.

Percakapan Yesus dengan Nikodemus serta percakapan-Nya dengan perempuan Samaria adalah sangat kontras.
-. Yang seorang lelaki bernama Nikodemus dan yang seorang perempuan "tidak bernama"
-. Yang seorang dari latar belakang terpelajar dan yang seorang dari rakyat biasa (ia pergi menimba air)
-. Yang seorang dari kalangan terpandang Yahudi dan yang seorang dari kalangan rendah Samaria
-. Yang seorang adalah pemimpin agama Yahudi, anggota Sanhedrin, pengajar dan yang seorang adalah pendosa dengan cara hidup kawin cerai dan berzinah.
-. Yang seorang mengenal Yesus sebagai pengajar dan yang seorang sama sekali tidak mengenal Yesus
-. Yang seorang "datang" kepada Yesus dan yang seorang "didatangi" Yesus
-. Yang seorang datang di malam hari dan yang seorang didatangi pada siang hari.
-. Yang seorang Yesus berkata: "harus dilahirkan kembali" dan yang seorang Yesus berkata: "kuberikan Air Hidup"

Dari begitu banyak perbedaan di atas, kesamaan mereka hanya satu adalah: "mereka berbicara dengan Yesus, Anak Allah yang menyatakan diri-Nya kepada mereka"

Pelajaran dari Kesamaan

Berangkat dari hal-hal di atas, banyak hal dapat diungkap dari dalamnya, tetapi hanya beberapa yang mendasar dikemukakan dalam pelajaran hari ini yaitu:

1. Setiap orang mempunyai kebutuhan mendasar yang sama.
Yesus menyatakan dalam Yoh 5:40 namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu (baca dalam konteks perikop Yoh 5:19-47 “Kesaksian Yesus tentang Diri-Nya”). Yohanes menegaskan dalam Yoh 20:31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.

Nikodemus dan perempuan Samaria, merasakan kebutuhan akan hidup kekal itu, hanya mereka mencari dan mendapatkannya dengan cara berbeda. Sehingga ketika kita memperoleh kesempatan untuk mengenal Yesus secara pribadi dengan tuntunan Roh Kudus melalui Alkitab, dan akhirnya mengenalkan "hidup" dalam Kristus kepada orang lain, kita dituntut untuk memenuhi kebutuhan yang mendasar itu, yaitu kebutuhan akan hidup kekal yang hanya dapat diperoleh melalui Kristus. Bukan dengan mengajarkan bahwa ketika mengenal Yesus maka setiap persoalan akan selesai, tetapi bagaimana dengan mengenal Yesus kita menghadapi berbagai hal & persoalan dengan cara Yesus - sehingga beroleh hidup kekal.

2. Setiap orang sama di hadapan Allah
Yesus, walaupun ia Anak Allah - tidak membedakan orang dalam berinteraksi, bergaul serta menginjil dan bersaksi. Perbedaan atau kontras di atas mengajari kita hal itu. Berita keselamatan yang dibawa Yesus adalah untuk semua orang, khususnya para pendosa. Untuk itu kita dituntut untuk menyatakan berita itu tanpa melihat perbedaan apapun. Perhatikan bagaimana Yesus rendah hati dalam keilahian-Nya.

Pemberitaan tentang Kristus Yesus, khususnya dalam pemberitaan firman dan pengajaran, bukan untuk membuat orang terkesan dan akhirnya tertarik kepada pengajarnya, tetapi harus dilakukan untuk membuat orang "datang dan mengikut Kristus".
Seorang Farisi, perempuan Samaria, penderita Kusta, Lazarus, Martha Maria diperlakukan Yesus dengan sama - demikian pula kita dituntut untuk meninggalkan perilaku mengkotak-kotakkan manusia dalam jenis dan kelas - kaya, miskin; pintar, bodoh; buruk, rupawan; orang terkenal, orang biasa; dll dsb. Juga dalam keadaan apapun, dalam keadaan tidak disukai orang banyak, tekanan, dalam ujian, siksaan, kebenaran tetap dinyatakan Yesus.
Perlakuan sama dengan berita keselamatan yang sama – jauh dari eksklusifisme, itulah yang Yesus ingini dari kita sebagai saksi-Nya.

Dan dari akhir percakapan dan pencarian perempuan Samaria atas keheranannya terhadap pribadi Yesus yang mengetahui segala-sesuatu tentang dirinya, kita belajar bahwa;

3. Setiap orang membutuhkan Harapan
Harapan perempuan Samaria dalam Yoh 4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." - Hal sama dikemukakan Nikodemus dengan samar dalam Yoh 3:2 Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."

Perhatikan bahwa untuk harapan yang jelas, Allah menyatakan diri-Nya dengan jelas pula.
Jadi dalam kehidupan sehari-hari, kita dituntut menyatakan diri dengan cara hidup yang nyata dan jelas pula sebagai murid Yesus dengan pemikiran, perkataan serta perilaku yang sesuai dengan ajaran Yesus - supaya dalam diri kita, ada kejelasan harapan yang dapat dicontoh oleh orang lain.

Akhirnya - Samaria, sebagai bagian yang dianggap rendah oleh orang Yahudi, tercatat dalam amanat pengutusan Kristus Yesus di Kis 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

ITT - 10022011