Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Friday, February 18, 2011

Markus 6:1-6a

Ketidakpercayaan Menghambat Kehidupan Baru
(Sesuai SBU, Minggu 20 Februari 2011)

Markus 6:1-6a
Yesus ditolak di Nazaret

6:1 Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia.
6:2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?
6:3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.
6:4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya."
6:5 Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka.
6:6a Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.

Penjabaran dan Pelajaran

Dari uraian struktur bacaan minggu ini, berbagai pelajaran dapat kita tarik.

1. Ayat 1
Dalam konteks ini, kita bisa melihat bahwa Yesus berangkat dari Kapernaum ke tempat asal-Nya Nazareth. Suatu hal yang menarik dari sepeninggal Yesus, bahwa Kapernaum adalah suatu tempat yang paling lama ditinggali oleh Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya dan juga tempat yang paling banyak mujizat yang IA buat. Tetapi kota ini juga yang dikecam Yesus dengan tragis. Untuk mengerti itu lihat Mat 11:20-24 Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya: "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu." (Khorazim, Betsaida dan Kapernaum adalah 3 kota di tepi Danau Galilea yang berdekatan – tempat Yesus berkeliling mengajar).
Fakta menarik tentang Kapernaum adalah kota tersebut menghilang dan akhirnya baru ditemukan kembali dalam penggalian oleh arkeologi Amerika Edward Robinson tahun 1838.

Pelajaran dari ayat 1 adalah: Mujizat tidak menjamin akan adanya pertobatan – Jangan mengikut Yesus karena mujizatNya, tetapi “bertobatlah”. Kecaman Yesus masih harus didengungkan di telinga kita dan dimana kita berada, juga di jemaat mana kita ditempatkan Tuhan.

2. Ayat 2 & 3
Kebiasaan Yesus sebagai Rabbi, adalah mengajar pada hari Sabat di rumah-rumah Ibadat. Hal yang sama terjadi juga di Nazareth. Dari pengajaran Yesus, menimbulkan ketakjuban dan bermuara di 3 pertanyaan:
a. Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?
b. Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya?
c. Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?
Dan akhirnya pertanyaan yang memperlihatkan keraguan mereka terhadap-Nya dan meremehkan Yesus (dalam budaya Yahudi, seseorang disebutkan sebagai anak Ayahnya, sekalipun ayahnya sdh meninggal – pada bacaan ini Yesus disebut sebagai Anak Maria!).
Dari ayat ini kita dapat melihat bahwa isi pengajaran Yesus-lah yang membuat ada pernyataan kekaguman dan ada pernyataan meremehkan. Apa isi pengajaran Yesus? Secara jelas Markus tidak menyebutkannya, tetapi dengan merujuk ke Lukas 4:16-30 (dalam urutan perjalanan Yesus di Injil Lukas adalah kejadian sebelumnya, tetapi ada pula yang menyebutkan waktunya sama dengan apa yang dituliskan Markus). Di Injil Lukas, Yesus membaca dan mengajarkan dari Kitab Yesaya 61:1-2a: Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita,
Juga dari Matius 4:17 Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
Isi pengajaran itu bukanlah suatu hal yang biasa, pengajaran itu keras! Dan itulah yang menyebabkan ketidak-sukaan.

Pelajaran dari ayat 2 & 3 adalah:
a. Kita mengenal Yesus sebagai pribadi yang manis dan pembuat mujizat, khususnya kesembuhan. Apakah kita mengenal Yesus seutuhnya sebagai Anak Allah yang menyuarakan pertobatan atas dosa-dosa kita dan menegur kita dengan tegas dan keras?
b. Ingat bahwa ketika IA mengajar – adalah dalam sinagog, yang kalau sekarang adalah gedung gereja. Berita itu untuk orang beriman, tetapi penolakan justru ditunjukkan oleh orang beriman.
c. Pertentangan antara baik dan jahat senantiasa terjadi, ada yang takjub dan ada yang meremehkan. Hal yang sering terjadi pada zaman sekarang ini banyak dianut oleh dunia, bahkan di kalangan orang percaya adalah pembunuhan karakter atau pembusukan bila menyangkut ketidak-senangan terhadap seseorang yang mengajarkan hal baik atau menegur kesalahan. Ajaran Yesus yang baik, dikalahkan dengan pembunuhan karakter Yesus dengan memakai latar belakang tingkatan sosial dan keluarga-Nya yang bersahaja. Dari akhir ayat 3 (Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.) dapat kita lihat bahwa pembunuhan karakter Yesus akhirnya berhasil menutupi rasa takjub jemaat di Nazaret. Berapa kali dalam berjemaat atau bermasyarakat kita sering bersikap seperti orang Nazaret?

3. Ayat 4
Respons Yesus sangat sederhana dan singkat. Sebagai perbandingan lihat Yoh 7:3-5 Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya: "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan. Sebab tidak seorang pun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia." Sebab saudara-saudara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya.
Pepatah Inggris mengatakan “Familiarity Breed Contemps” = Keakraban menimbulkan benih kebencian/kurang hormat. Semakin lama kita mengenal sesuatu atau seseorang, semakin mudah kita melihat kekurangannya.

Pelajaran dari ayat 4 adalah seringkali ketika hubungan kita sedemikian dekat seperti keluarga atau sahabat akrab, kita akan mulai mudah meremehkan seseorang. Hal ini menekankan orang percaya, bahwa kenallah Yesus seutuhnya sebagai Anak Allah, jangan hanya sebagai Manusia dan sahabat kita.

4. Ayat 5-6a
Ketidakpercayaan dari penduduk Nazaret akhirnya menghambat berkat Tuhan. Sekalipun demikian, Yesus tetap melakukan mujizat-Nya. Keengganan mereka untuk mendalami ajaran Yesus dan mempercayai-Nya sebagai Anak Allah, menjauhkan mereka dari kehidupan baru, sebab bukankah ketika itu bangsa Israel sedang menantikan seorang Mesias? Ketidakpercayaan itu, menimbulkan keheranan bagi Yesus. Menarik untuk didalami, bahwa rasa heran Yesus tercatat dua kali dalam Injil, dan keduanya berhubungan dengan Iman. Yang satu dalam Mat 8:10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. - Ketika IA menyembuhkan hamba seorang perwira Roma di Kapernaum - dan yang kedua pada bacaan kita ini di Markus 6:6a.

Pelajaran dari ayat 5-6a adalah:
a. Ketidakpercayaan, bukan saja menghambat berkat Tuhan, tetapi adalah suatu dosa.
b. Perwira Roma itu, bukanlah seorang yang mengenal ajaran Yahudi, tetapi ia percaya kepada Yesus – Kita, adalah pengikut Kristus Yesus, janganlah sampai Tuhan heran melihat kita senantiasa menyebut nama Yesus, tetapi sebenarnya tidak percaya dan tidak melakukan apa yang Yesus ajarkan dan perintahkan.

Penutup

Ketidakpercayaan membuat Umat Israel harus merasakan 40 tahun di padang gurun, ketidakpercayaan membuat Petrus gagal berjalan di atas air, ketidakpercayaan membuat kota Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum dikecam Yesus, ketidakpercayaan membuat penduduk Yerusalem membunuh Anak Allah, dan berbagai pelajaran tentang ketidakpercayaan yang mengambil bentuk lain seperti keraguan dan kekuatiran.

Lukas 7:23 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." & Ibrani 3:12 Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. - Marilah kita waspada terhadap dosa ketidakpercayaan itu dan benar-benar percaya, dengan melakukan apa yang menjadi perintah dan kehendak Allah melalui Yesus Kristus. Amin.

ITT – 18 Februari 2011