Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Tuesday, January 25, 2011

Mazmur 62

Dekat, Tenang, Menang
(Sesuai SBU, Minggu 30 Januari 2011)

Mazmur 62
Perasaan Tenang Dekat Allah
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Daud. 2 Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. 3 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. 4 Berapa lamakah kamu hendak menyerbu seseorang, hendak meremukkan dia, hai kamu sekalian, seperti terhadap dinding yang miring, terhadap tembok yang hendak roboh? 5 Mereka hanya bermaksud menghempaskan dia dari kedudukannya yang tinggi; mereka suka kepada dusta; dengan mulutnya mereka memberkati, tetapi dalam hatinya mereka mengutuki. S e l a
6 Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. 7 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. 8 Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. 9 Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. S e l a
10 Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin. 11 Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya. 12 Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya, 13 dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.


Struktur Mazmur 62

Mazmur ini terbagi rapi seperti sajak dalam 3 stanza yang dibagi oleh "Sela" yang disamping mempunyai pengertian sebagai tanda musik seperti "interlude" - juga mempunyai pengertian "berhenti sesaat dan perhatikan", atau dapat juga diterjemahkan dengan "Atensi/Perhatian" (perhatikan bahwa dalam bahasa Ibrani atau Inggris istilah sela ini dibaca dengan "selah", bukan tidak dibaca atau diabaikan, karena biasanya dianggap sebagai tanda musik saja.).
Para Teolog umumnya menganggap bahwa Mazmur ini dilatar belakangi oleh nasib Daud ketika berhadapan dan diburu oleh Absalom anaknya yang memberontak dan hendak menguasai tahtanya.

Stanza pertama dari Mazmur 62 ini terdapat di ayat 1-5 berbicara tentang Deklarasi Kepercayaan Daud kepada Allah.
Maz 62:2-3 : Hanya dekat Allah saja aku tenang, merupakan tema utama dalam Mazmur ini, dan daripada mempercayakan nasibnya kepada manusia, Daud memilih menaruh kepercayaannya "hanya kepada Allah semata". Suatu sikap hikmat yang ia peroleh dari pengalamannya bersama Allah dari masa mudanya.
Maz 62:45: Daud berbicara tentang musuhnya yang mencoba menggulingkan ia - musuh ini adalah bukan orang lain, melainkan orang dekat, yang berdusta dengan mulut manis yang memberkati tetapi dalam hati mengutuki.
Perhatikan bahwa musuh seperti inilah yang membuat Daud sangat tertekan, karena musuh ini bukan orang Filistin, tetapi orang dekat, bahkan keluarganya sendiri.

Stanza kedua ayat 6-9 berbicara tentang semangat Daud ketika mempercayakan nasibnya ke Tangan Allah.
Maz 62:6-7 adalah pengulangan ayat 2-3 dengan beberapa variasi dan menanjak dengan keyakinan penuh bahwa "aku tidak akan goyah"
Maz 62:8-9 Pemazmur mengakui Allah sebagai Keselamatan dan kemuliaannya, dan hanya karena karunia Allah semata maka ia memperoleh itu semua, serta karena itu ia mendorong umatnya supaya hanya percaya kepada Allah, dan mencurahkan isi hati dalam doa hanya kepadaNya.

Stanza ketiga ayat 10-12 berbicara tentang bagaimana Daud berhikmat dengan memperingati bahwa kuasa manusia tidak berarti bila tidak bersandar kepada Allah.
Maz 62:10-11: Betapa sia-sianya menaruh kepercayaan kepada manusia, utamanya karena posisi mereka yang tinggi di mata dunia. Perhatikan bahwa Daud menekankan kepada kuasa manusia yang diperoleh dari harta yang bertambah - yang dapat mengakibatkan manusia memperoleh kuasa untuk berbuat curang.
Maz 62:12-13: Kuasa dan Kasih setia adalah hanya dari Tuhan yang adalah adil dengan membalas setiap orang dengan perbuatannya.

Ruang Tunggu

Bayangkan kita berada di sebuah ruang tunggu, ..... Ruang Tunggu di luar Kamar Operasi di sebuah Rumah Sakit.
Hening ... tenang ... Hanya ada TV yang diputar tanpa suara, dan beberapa majalah dan koran yang disediakan bagi yang menunggu .... bau obat dan pembersih lantai yang menusuk membuat ruangan ini menjadi sangat khas, ... suasana yang hening dan tenang serta tulisan besar "HARAP TENANG" menambah suasana mencekam. Menunggu keluarga yang dioperasi, menunggu saat operasi selesai dan dokter atau perawat keluar mengabarkan hasilnya.
Suasana ruang tunggu inilah yang sedang dialami oleh Raja Daud, ketika menulis Mazmur ini. Seperti keluarga yang menunggu ..... dengan pasrah tanpa dapat berbuat apa-apa, dengan hanya menyerahkan sepenuhnya situasi dan kondisi kepada Sang Pencipta, Daud juga hanya berserah sepenuhnya kepada Tuhan.
Bacaan ini akan mengajar dan mengajak kita apa dan bagaimana ketika Daud atau bahkan kita - berada di situasi seperti ini, di ruang tunggu .... menunggu waktu Tuhan.

Dekat - Pergumulan Menanti Waktu Tuhan

Ada banyak tokoh Alkitab yang merasakan suasana pergumulan ini, Abraham, Sarah, Yusuf, dan barangkali yang paling berat di PL adalah Ayub. Bahkan Tuhan kita Yesus Kristus pun mengalami hal ini. Pergumulannya yang menyangkut tugas pemberitaan Injil, fitnah orang dan niat jahat orang Farisi, kesendirianNya di Getsemani, penangkapan & penyiksaan serta penyalibanNya, dan keberadaanNya di kekelaman Maut.
Pergumulan apa yang kita rasakan saat ini? Sakit, Hari tua, dikecewakan, difitnah, kegagalan dalam hidup, persoalan keluarga, anak? Istri atau suami yang berselingkuh?
Bagaimana kita kalau berada di "ruang tunggu" itu? apa yang kita lakukan? Inilah pelajaran yang dapat kita petik dari Mazmur 62 ... Dalam pergumulan, Daud mendekatkan diri kepada Allah.

Tenang - Doa dalam keheningan.

Maz 62:2 Hanya dekat Allah saja aku tenang (TB) - Truly my soul silently waits for God (NKJV) adalah suatu seruan doa dalam keheningan yang dilontarkan Daud. Suatu sikap pasrah yang indah, yang melihat Allah dengan penuh harapan dan kepercayaan. Contoh sikap seperti ini di Maz 123:2 = Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita. Daud di ruang tunggu, menerima kehendak Allah, karena itu adalah Kuasa Tuhan - dari pada-Nyalah keselamatanku.
Ketika Daud berseru: curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya, Daud meramu suatu sikap doa yang terbuka sepenuhnya dihadapan Allah, tiada yang tertutupi atau tersembunyi. Doa dengan pernyataan iman yang penuh yang diwakili oleh kata-kata: Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. Bukankah Yesus sendiri mencontohkan hal ini senantiasa dalam pelayananNya? IA senantiasa berdoa, bahkan di Getsemani, di penyiksaanNya dan di Kayu Salib sekalipun.

Menang - Belajar dalam Pergumulan

Mazmur ini mengajarkan kepada kita, bahwa ketika berada dalam situasi sulit, ketika itu pula Allah memberikan kita kesempatan untuk menumbuhkan iman kita dengan belajar percaya secara penuh kepadaNya. Sebagaimana Daud, yang walaupun mempunyai kekuatan sebagai Raja dengan banyak pengikut dan tentara, tetapi memilih "jalan Tuhan" dengan mendekatkan diri kepada Allah sehingga beroleh ketenangan. Walaupun Daud berada dalam keadaan sulit dan tertekan, tetapi hubungannya dengan Tuhan terjalin erat dengan damai, sehingga:

a. Imannya bertumbuh
Perhatikan pernyataan keyakinan iman Daud. Alkitab terjemahan KJV dari akhir pasal 2 (aku tidak akan goyah) adalah I shall not be greatly move (Aku tak akan tergoyah sangat), pada akhir ayat 7 diulangi dengan lebih tegas "aku tidak akan goyah" (KJV= I shall not be move). Di ayat 2 Daud seakan sebuah kapal yg berlabuh dengan jangkar yang kuat tetapi terombang-ambing badai besar, ia terguncang tetapi selamat. Sesudah sela, di ayat 6 ia seakan sebuah karang yang sama sekali tidak goyah diterpa badai dan ombak. Iman Daud bertumbuh dalam pergumulan karena menaruh harapan dan kepercayaan kepada Allah. Bandingkan 1 Pet 1:6-7 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

b. Nama Tuhan Dipermuliakan
Segala pergumulan dan penderitaan, diizinkan Tuhan bagi kemuliaan nama-Nya. Sebagaimana Daud di Mazmur ini, Kitab Yesaya mencatat: Yes 48:10-11 Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan. Aku akan melakukannya oleh karena Aku, ya oleh karena Aku sendiri, sebab masakan nama-Ku akan dinajiskan? Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain!" - juga bagi Rasul Paulus sebagaimana titah Tuhan bagi Ananias dalam Kis 9:15-16 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.
Bukankan penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus adalah untuk kemuliaan Nama Tuhan?

c. Kesaksian bagi dunia
Apa yang dialami Daud dan bahkan Kristus Yesus, adalah suatu kesaksian hidup bagi dunia sekarang ini. Kuasa adalah dari Allah asalnya, dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.

Penutup

Bila suatu saat kita berada di ruang tunggu, hari ini atau di hari mendatang, ingatlah Mazmur 62 ini, ingatlah maksud Tuhan, ingatlah bahwa Tuhan kita Yesus Kristus juga pernah melalui saat ini. Berdoa dan bersaat teduhlah dengan menaruh harapan dan kepercayaan penuh hanya kepada Tuhan. Amin.

ITT – 26 Januari 2011

Tuesday, January 18, 2011

Lukas 5:12-16

Menjangkau Yang Tak Patut
(Sesuai SBU Minggu, 23 Januari 2011)

Lukas 5:12-16
Yesus Menyembuhkan seorang Yang Sakit Kusta
5:12 Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."
5:13 Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.
5:14 Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapa pun juga dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."
5:15 Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka.
5:16 Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa

Pendahuluan

Kisah Yesus menyembuhkan penyakit kusta akan dibahas dengan dipilah dalam beberapa konteks.

1. Penyakit kusta adalah gambaran Allah tentang dosa. (Miriam dalam Bilangan 12) - (Gehazi dalam 2 Raj 5:20-27) - (Uzia 2 Taw 26:19-21) sehingga orang berpenyakit kusta dikatakan najis.

2. Ketika Yesus menyembuhkan orang kusta itu, IA berada dalam perjalanan memberitakan Injil. (Luk 4:43 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.") & Menyembuhkan penyakit Kusta, hanya bisa dilakukan oleh Kuasa Allah.

3. Tindakan Yesus menjamah orang kusta itu, adalah gambaran Kasih Allah yang mengutus Yesus Anak-Nya untuk menjamah keberdosaan manusia yang menderita secara langsung. (Luk 5:32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.")

4. Perintah Yesus setelah menyembuhkan kusta orang itu, memperlihatkan maksud Yesus menyampaikan Kuasa Allah yang ada dalam diriNya kepada kaum Imam Yahudi supaya mereka percaya akan IA sebagai Anak Allah yang menyandang Otoritas Penuh Allah sendiri.

Kusta

Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Morbus Hansen, adalah sebuah penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Indonesia dikenal sebagai satu dari tiga negara yang paling banyak memiliki penderita kusta. Dua negara lainnya adalah India dan Brazil.

Kusta tidak dapat disembuhkan secara alamiah, pengobatan secara efektif baru ditemukan di akhir tahun 1940, hingga ditemukannya pengobatan multiobat pada awal 1980-an dan penyakit ini pun mampu ditangani. Sejak 1995, Badan Kesehatan Dunia WHO memberikan paket obat terapi kusta secara gratis pada negara endemik, melalui Kementrian Kesehatan. Strategi ini akan bejalan hingga akhir 2010. Pengobatan multiobat masih efektif dan pasien tidak lagi terinfeksi kusta pada pemakaian bulan pertama. Tetapi hingga saat ini tidak ada vaksinasi untuk penyakit kusta, menandakan bahwa penyakit ini tdk bisa dicegah sebagaimana vaksinasi polio, campak dan sejenisnya.
Perhatikan di sini, bahwa walaupun kusta sudah dapat diobati, tetapi penyembuhan total baik bakteri kusta maupun bekasnya belum, bahkan tidak dapat dilakukan.

Dari semua penderitaan fisik yang diderita oleh orang kusta, penderitaan terberat dialami dalam bentuk pengucilan karena mereka dianggap najis (tidak tahir), dimana penyakit itu dalam masyarakat diangap kutukan. Dalam Talmud yahudi, seseorang dilarang berdekatan dengan seorang kusta dalam jarak 3 meter dalam ruangan dan 45 meter di luar ruangan pada angin yang bertiup.
Kusta mengakibatkan terputusnya hubungan manusia penderita dengan manusia lain , bahkan Tuhannya, karena kenajisannya melarang mereka beribadah dan mendekati kekudusan Tuhan. (Imamat 13:44 maka orang itu sakit kusta, dan ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. 13:45 Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! 13:46 Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya).

Bukankah demikian pula dengan dosa? (1Kor 5:11 Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.) - (Yes 59:2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.)
Dalam PL Kusta dikisahkan sebagai gambaran hukuman Allah bagi dosa; Miriam, Gehazi dan Uzia di atas. Dan kesembuhan bagi penderitanya hanyalah Kasih dan Pengampunan Allah semata.

Jamahan Yesus

Hal yang menarik untuk didalami adalah tindakan Yesus terhadap jeritan penderita kusta itu.

"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." - Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.
Yesus tidak lagi menjaga jarak dengan orang kusta itu, tetapi malah mengulurkan tangan dan menjamahnya. Otoritasnya sebagai Anak Allah tampak dalam kuasa penyembuhanNya, serta KasihNya nampak dalam uluran tangan & jamahanNya.
Dari konteks bahwa perjalanan Yesus adalah pemberitaan Injil, kita dapat belajar bahwa IA mengajarkan kita untuk mengulurkan tangan dan menjamah orang berdosa, bukan menghakimi, menghindari dan bahkan mengucilkan mereka.

Perintah Yesus

Luk 5:5 Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapa pun juga dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."
Yesus memerintahkan orang itu segera pergi ke imam dan mengucapkan syukur kepada Allah dengan persembahan pentahiran sesuai hukum Musa (Im 7:1-7 dst)

Dari konteks itu kita dapat belajar bahwa, Yesus mengajarkan kesaksian bahwa IA adalah Mesias. Karena para Imam tahu, bahwa pentahiran kusta hanya karena Kuasa Allah semata, dan Kuasa itu ada pada diri Yesus. Perhatikan bagaimana jawaban Yesus kepada para murid Yohanes Pembaptis ketika mereka menanyakan kemesiasanNya .... Lukas 7:20 Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata: "Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepada-Mu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain? 7:21 Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. 7:22 Dan Yesus menjawab mereka: "Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. 7:23 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

Dengan pentahiran itu dan perilaku Yesus sebenarnya para imam telah mulai sadar ... Dari konteks penyembuhan selanjutnya kita dibawa pada pertanyaan yang timbul dalam hati orang Farisi dan para imam ... Luk 5:21 Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"
Kuasa Allah dalam diri Yesus adalah nyata dalam tindakanNya yang bersaksi dengan perbuatan nyata. Ya Yesus mengajarkan kita untuk bersaksi dengan perbuatan nyata .... bukan dengan permainan kata-kata belaka.

Kesimpulan

Keberdosaan manusia, rohani kita yang penuh kusta ... hanya dapat disembuhkan oleh Yesus, dan IA mau menyentuh kita. Dan dengan pengampunan dosa dan menyembuhkan kita, IA mempersaksikan diriNya yang penuh Kuasa Allah dengan mengajarkan kita bersyukur.

Ketika kita yang sudah terampuni dan sehat secara rohani, kita wajib mengulurkan tangan dan menyentuh saudara kita yang sakit & menderita. Bukan dengan kata, tetapi dengan perbuatan, seperti yang dicontohkan Yesus, seperti yang dilakukan murid-muridNya, dan gereja mula-mula - sehingga maksud pemberitaan Injil, yaitu Kabar sukacita akan Kristus dan penyelamatan serta penebusan dosa manusia - tercapai dengan baik.

Yesus sebagai titik awal Pemberitaan Injil telah mencontohkan. IA mau supaya murid-muridNya, yang dalam kurun waktu sekarang adalah "kita" dan "jemaat Yesus Kristus" menjadi titik awal pemberitaan injil, bukan titik akhir, .... supaya kemuliaan Tuhan terpancar dari kita sebagai muridNya dan jemaatNya.

Mat 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

ITT – 19012011

Thursday, January 13, 2011

Matius 6:1-4


Memberi Sedekah Sesuai Ajaran Tuhan
(Sesuai SBU Minggu, 16 Januari 2011)

Matius 6:1-4 - Hal memberi Sedekah
6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Pendahuluan

Setelah meluruskan dan memperbaiki pandangan populer di kalangan Yahudi mengenai Taurat yang mengatur tentang kehidupan beragama, kebajikan dan kebenaran (Mat 5:17-48) - Yesus melanjutkan dengan pengajaran akan kehidupan dan praktek dalam kehidupan beragama.

Pada Mat 6:1, Yesus mengingatkan ... ya mengingatkan kepada manusia, untuk melakukan kewajiban agamanya. Kewajiban agama apa itu? Pada saat itu, kewajiban agama Yahudi yang terutama dan senantiasa setia dilaksanakan kaum Yahudi adalah:
1. Mat 6:2 = Memberi sedekah
2. Mat 6:5 = Berdoa
3. Mat 6:16 = Berpuasa
Yesus meluruskan bahwa prinsip dasar kehidupan beragama, adalah untuk “menyenangkan hati Tuhan” dan bukan hati sendiri atau manusia.

Mat 6:1-4 menyorot kepada kewajiban agama Memberi Sedekah.

Kemunafikan

Peringatan Yesus terhadap 3 kewajiban agama ini, adalah pada cara dalam melaksanakan kewajiban agama ini, yaitu bahaya kemunafikan.
Kata Ingatlah di awal Mat 6:1, menandakan bagaimana sikap Yesus terhadap sikap yang munafik dan akibatnya, dan itu tersurat jelas dalam catatan Injil Mark 7:6-7, Luk 12:1, Mat 23:27-28, dan Luk 11:37-44 dst. Kemunafikan membuat Yesus marah !
Kata Ingatlah mengingatkan kita untuk berhati-hati terhadap motif kita dalam melaksanakan kewajiban agama dan menguji diri kita setiap kali bahkan setiap hari, karena gangguan dan godaan iblis yang setiap kali senantiasa membayangi anak-anak Tuhan (Ibrani 3:12-13 = Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.)
Secara khusus dan tegas Yesus mengingatkan kita supaya jangan munafik apabila: memberi, berdoa dan berpuasa.

Memberi Sedekah

Dalam hal memberi sedekah, Yesus tdk mengatakan bahwa kita harus memberi sedekah, tetapi IA berkata: "Jadi apabila engkau memberi sedekah".
Dari perkataan itu menegaskan, bahwa memberi sedekah adalah suatu kewajiban bagi pengikutNya, sebagaimana berdoa dan berpuasa.

Dalam Alkitab sendiri, ada sekitar 21 ayat yg mengatur itu,

Ulangan 15:7-11 - Maz 41:1-2 - Maz 112:9 - Amsal 3:27 - Amsal 14:21 - Amsal 17:5 - Amsal 19:17 - Amsal 21:13 - Amsal 22:9 - Amsal 28:8 - Amsal 29:7 - Amsal 31:20 - Yes 58:6-7 – Yeh.16:49 – Mark.10:17-22 - Luk 10:2 - Kor 9:5-15 - Ef 4:28 - Yak 2:8 - Yak 14-17 - 1Yoh 3:16-18

Alkitab dalam PL dengan jelas mencatat bahwa kita harus memberi sedekah, dan murid-murid Yesus menegaskannya dalam surat-suratnya yg tercatat di PB.
Kasih Tuhan yang dikaruniakan Roh Kudus dalam hati kita mengajarkan Kasih dan apabila ada orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus, tetapi membiarkan penderitaan, sedangkan mereka mampu membantu menguranginya, maka dapat dikatakan bahwa Kasih Tuhan tidak ada dalam hati mereka.
Menjadi seorang Kristen dan menjadi seorang yang senang memberi adalah suatu sinonim. Makanya, bila Yesus mengatakan "Jadi apabila engkau memberi sedekah", itu karena IA tahu bahwa murid-murid serta pengikut-pengikutnya adalah mereka yang senang memberi. Yang Yesus peringatkan adalah kemunafikan dalam memberi, supaya tidak memberi dengan perilaku atau motif yang salah, yaitu memperoleh keuntungan diri sendiri, seperti dipuji orang, mendapat tempat yang utama dalam kehidupan sosial atau berjemaat, dan membentuk opini yang menyesatkan tentang diri kita.

Upah

Yang dimaksudkan Yesus adalah upah di Kerajaan Surga, bukan upah yang terbayar lunas pada saat memberi dengan cara tidak seperti yang Yesus perintahkan.
Tuhan memberikan kita berkat untuk menjadi berkat bagi orang lain. Luar biasa Kasih Tuhan, bahwa IA sebenarnya senantiasa memberikan kita kesempatan untuk berinvestasi di Kerajaan Surga, dengan memberi kita berkat, supaya kita membagi berkat itu dengan orang yang berkekurangan. Upah itu yang akan menjadi "harta" kita kemudian di surga. Dalam konteks ini kita bisa mengingat ucapan Yesus dalam Mat 6:19-20 = "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

Penutup

Kuncinya ialah motif kita dalam memberi. Cara yang baik adalah memberi seperti dengan cara yang Yesus maksudkan yaitu pada Mat 6:3-4: Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Tersembunyi adalah cara supaya menghindari kemunafikan, atau bahaya kebanggaan yang merampas Kemuliaan Tuhan.
Perhatikan perintah Yesus tentang bagaimana Yesus berkata pada Mat.5:16 = Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Memuliakan Bapa dan bukan diri kita, melakukan kewajiban agama untuk menyenangkan hati Bapa, bukan kita atau manusia.

Terpujilah Yesus Kristus yang mengingatkan kita akan kemunafikan dan supaya kita melaksanakan kewajiban agama kita dengan benar di mata Tuhan, Amin.

ITT – 14 Januari 2011

Saturday, January 8, 2011

Matius 4:1-11

Menjadikan Firman Tuhan Sebagai Otoritas Tertinggi Dalam Hidup Kita.
(Bacaan Sesuai SBU, 9 Januari 2011)

Bacaan: Matius 4:1-11
Pencobaan di Padang Gurun
4:1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
4:3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
4:5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
4:6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
4:7 Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
4:9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
4:11 Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.


Pendahuluan

Mari kita buka pengajaran hari ini, dengan memperhatikan langsung pada ayat 1 dari Matius 4.

Mat.4:1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. bandingkan dengan ke-2 Injil lain yang memuat kisah ini, yaitu Markus: Mark.1:12 Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. dan Lukas: Luk.4:1 Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.

Apa yang kita dapat dari pembandingan ini?

a. Bahwa kisah Yesus di padang gurun terjadi segera setelah IA dibaptis di sungai Yordan.
b. Bahwa sejak saat dibaptis, dan perhatikan bahwa setelah dibaptis, Yesus mendapatkan pengakuan dari Allah sendiri: Mat.3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." = IA selalu dipimpin oleh Roh Kudus.

Pencobaan

Berpuasa 40 hari dan 40 malam, mengandung makna ujian bagi Yesus untuk mematangkan relasinya dengan Bapa-Nya dengan bimbingan Roh Allah.
Perhatikan bahwa maksud memakai kata ujian adalah berbeda dengan kata "dicobai". Ujian bermakna proses untuk kelulusan, sedangkan dicobai mengandung makna "supaya gagal". Jadi Roh Kudus mengantar Yesus masuk ke padang gurun dan menyertaiNya supaya IA melewati pencobaan itu dengan baik. Tetapi iblis mau mencobai Yesus supaya ia gagal di padang gurun itu.

Mat.4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
Setelah puncak puasa Yesus akhirnya IA lapar dan pada saat itulah si pencoba yaitu iblis datang dan mulai melancarkan serangannya.

Perhatikan bahwa:
1. Iblis tahu bahwa Yesus Anak Allah (iblis berkata: jika engkau anak allah). bandingkan Mat.
8:28 Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu. 8:29 Dan mereka itu pun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" - bandingkan pula Markus 3:11 Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah." - Iblis dan kawanannya tahu benar bahwa Yesus adalah Anak Allah.

2. Iblis akan menyerang pada saat kelemahan manusia. Saat duka, tertekan, kesulitan, ... tetapi juga pada saat terlalu sukacita sehingga lemah dan terlena oleh kenikmatan dunia.

3. Ada banyak macam godaan, tetapi iblis menggoda Yesus dengan memakai 3 kategori utama godaan yaitu:
a. keinginan daging
b. keangkuhan hidup
c. keinginan mata.
Ini menandakan bahwa iblis sangat tahu akan kelemahan manusia dhi Yesus.
Referensi ini kemudian di ingatkan oleh Yohanes dalam 1Yoh.2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

Melalui Pencobaan

Mari kita lihat bagaimana IA dicobai dan bagaimana IA melaluinya.

1. Mat.4:3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
Iblis menyerang keinginan daging Yesus ... IA lapar.

Jawaban 1: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." - dimana tertulis?
Ulangan 8:3 Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

ketika Yesus menjawab itu, iblis sadar Yesus tdk punya kelemahan di situ, dan segera iblis pindah ke area lain pencobaannya....

2. Mat.4:5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, 4:6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."

Yang luar biasa di sini adalah iblis bahkan mengutip Firman Allah! iblis mengutip Mazmur 91:11-12: sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu. (waspadalah bahwa iblis juga mengenal Firman Tuhan dengan baik, tetapi mengutipnya dengan di luar konteks dan memplesetkannya).

Iblis berusaha membangkitkan perasaan keangkuhan Yesus dengan keistimewaanNya sebagai Anak Allah.

Jawaban 2: Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu! - dimana tertulis?
Ulangan 6:16 Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa.

Israel mencobai Allah ketika kehausan di Masa – Keluaran 17:7 Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"

3. Mat.4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, 4:9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

Iblis mencoba menggiurkan Yesus dengan membangkitkan keinginan mata, ... keinginan untuk mempunyai segala sesuatu.

Jawaban 3: 4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti! - dimana tertulis?
Ulangan 6:13 Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.

kali ini bukan hanya menjawab, bahkan Yesus menghardik iblis dan memerintahkan iblis untuk menyembah Allah !

Dari ketiga godaan itu, bagaimana jawab Yesus? apa kesamaannya?

Yesus senantiasa mengatakan: ada tertulis - Yesus mengutip Firman Tuhan dengan jelas dan cermat serta kontekstual.
Bukan suatu kebetulan bahwa IA mengutip Kitab Ulangan. Perhatikan bahwa Kitab Ulangan ditulis di akhir masa pengembaraan Israel selama 40 tahun di padang gurun dan hendak bersiap-siap masuk ke tanah perjanjian yaitu Kanaan. Yesus baru saja melewati puasanya 40 hari dan 40 malam di padang gurun dalam mempersiapkan diri memasuki dan memulai Rencana Penyelamatan dan Penebusan oleh Allah.

Dan pada akhirnya di ayat 11 dikatakan: Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

Iblis dikalahkan oleh Yesus, tetapi untuk melihat lebih jelas apa yg iblis lakukan, kita lihat & bandingkan pemaparan Lukas di Luk 4:13 Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik. - sebagai anak-anak Tuhan dan pengikut Yesus, kita diingatkan bahwa setiap hari kita akan diperhadapkan dengan pencobaan itu.

Allah melalui Yesus yang disertai oleh RohNya, mengajarkan kepada kita bagaimana melewati pencobaan, bagaimana mengenali pencobaan dan cara menghadapinya. IA mengajari kita untuk menghadapinya dengan caraNya.... IA mengatakan ada tertulis ... IA menghendaki kita untuk mengenal secara akrab Allah dengan bukan saja membaca dan menghapalkan, tetapi lebih kepada menghayati, mengerti dan memberlakukan Firman Tuhan itu dalam kehidupan kita. Taat kepada penyertaan Roh Allah dan mengandalkan Firman Tuhan, dicontohkan Yesus dengan sempurna.

Rasul Paulus di kemudian hari mengaminkan itu dalam Ibrani 4:14-15 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Kesimpulan:

1. Yesus senantiasa disertai Roh Kudus, bahkan ketika masuk ke padang gurun dan dicobai, IA diantar oleh Roh Kudus. Kitapun senantiasa harus meletakkan Penyertaan Roh Kudus dengan membuat diri kita layak didiami Roh Kudus. (ingat amanat hidup baru tadi 1Pet.1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.)

2. Iblis adalah makhluk penyesat. Ia sendiri tidak mampu menciptakan apa pun. Ia hanya bisa mengambil apa yang Allah ciptakan dan merusaknya. Kita berbuat dosa bila menyerah kepada godaan Iblis dan berusaha memenuhi keinginan halal yang diberikan Allah dengan cara-cara haram.
Misalnya, makanan adalah kebutuhan yang diberikan Allah, tetapi kerakusan adalah dosa. Pernikahan yang disertai kasih sayang adalah berkat yang dikaruniakan Allah, tetapi perzinahan adalah dosa. Memiliki dan menikmati barang-barang adalah hak istimewa yang diberikan oleh Allah, tetapi kecongkakan, ketidakjujuran, mencuri termasuk di dalamnya korupsi, dan mementingkan diri sendiri adalah dosa.
Jikalau kita dicobai, kita perlu mengetahui keinginan halal apakah yang Iblis hendak palsukan. Lalu kita perlu menemukan jalan Tuhan untuk memenuhi keinginan yang baik itu secara halal. Jika kita melakukan hal itu, maka kita tidak memberikan tempat lagi bagi Iblis untuk mengganggu kita

3. Yesus menjadikan Firman Allah sebagai otoritas tertinggi dalam kehidupanNya dan senantiasa menyandarkan diri hanya kepada Allah, bahkan pada pencobaan. IA mengajarkan itu kepada kita supaya senantiasa waspada dengan mengenakan perlengkapan iman, yaitu pengetahuan yang benar akan Firman Allah, sehingga tidak mudah diombang-ambingkan si pencoba yaitu iblis yang senantiasa mengintai kelemahan kita.

Di awal tahun Rahmat Allah 2011 ini, di Minggu pertama Epifania, yang dirayakan Gereja Protestan sedunia sebagai hari penampakan kemuliaan YESUS setelah dibaptis di Yordan, mari kita memasukinya dengan rasa Syukur dan puji-pujian.
Syukur dan puji-pujian, bahwa Roh Allah membawa kita masuk ke Tahun 2011 dengan mengajarkan keteladanan Kristus untuk memenangkan pencobaan dari godaan iblis. Terpujilah Kristus ... Amin

ITT - PF IHM 09-01-2011 RG.Bethania 07:00 Minggu Epifania 1