Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Saturday, May 28, 2011

Lukas 24:36-44


Jangan Ada Keragu-raguan
(Sesuai SBU, Minggu 29 Mei 2011)

Luk 24:26-44
24:36 Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!"
24:37 Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.
24:38 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?
24:39 Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."
24:40 Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.
24:41 Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?"
24:42 Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng.
24:43 Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.
24:44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.


Pendahuluan

Catatan dalam Injil Lukas mengenai kebangkitan Yesus Kristus digelar dalam pasal 24 ini dapat dibagi ke dalam beberapa bahagian.
a. ayat 1-12 mencatat pernyataan berita kebangkitan Yesus oleh malaikat, tanpa saksi manusia.
b. ayat 13-35 mencatat kesaksian dari 2 orang murid yang bertemu Yesus di jalan ke Emaus.
c. ayat 36-49 mencatat kehadiran Yesus di tengah murid-muridNya, dan
d. ayat 50-53 mencatat kenaikan Yesus Kristus.

Bahagian yang kita pelajari minggu ini, adalah dasar yang dipakai oleh Lukas dalam menulis Kis 1:3-4 (Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya -- "telah kamu dengar dari pada-Ku) dan kesaksian Petrus kepada Kornelius yang dicatat Lukas di Kis 10:40-43 (Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya.).

Injil Markus dan Yohanes juga mencatat kejadian ini di Mark 16:14 dan Yoh 20:19-29. Kehadiran Tuhan Yesus mempersaksikan kebenaran Berita Kebangkitan yang telah diberitakan oleh Malaikat Tuhan kepada para wanita di kubur kosong yang mereka temui.
Luk 24:36-43 merupakan suatu cara Yesus Kristus untuk mempersaksikan diri-Nya yang telah bangkit, untuk memenuhi ketakhjuban, keraguan, bahkan ketakutan murid-muridNya atas kehadiranNya di tengah-tengah mereka.

Penekanan yang akan kita dalami kali ini adalah Luk 24:44 = Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.

Khotbah Yesus

Tuhan Yesus melakukan suatu hal yang sangat mendasar pada kejadian ini, yaitu setelah melenyapkan keraguan mereka atas kehadiranNya secara fisik, IA mengajar mereka tentang penggenapan atas diriNya yang didasarkan pada Kitab Taurat Musa (mewakili hukum Tuhan), Nabi-nabi (mewakili nubuatan tentang Mesias) dan Mazmur (mewakili Puji-pujian kepada Allah).
Ini adalah suatu kejadian yang sangat luar biasa, karena Yesus sendiri berkhotbah dan membuka rahasia kitab-kitab para nabi kepada murid-murid. IA mempersaksikan diriNya, IA menjelaskan Kitab para Nabi dan IA memberikan perintah bagi mereka - dan semuanya Yesus Kristus dasarkan dari Perjanjian Lama. (Hal menarik untuk diperhatikan dan direnungkan adalah ketika itu, dasar pengajaran Yesus Kristus hanya pada Kitab-kitab yang kita kenal sekarang sebagai Perjanjian Lama). Dengan kata lain, berdasarkan ucapan Yesus di Luk 24:44, maka seluruh PL dari awal hingga akhir, berbicara mengenai Yesus Kristus!!!
Ini mengingatkan kita semua, bahwa Perjanjian Lama harus kita baca dan mengerti dengan mata dan pikiran yang tertuju, kepada Kristus Yesus, dan bukan hanya menjadikan PL sebagai hukum dan perintah moral belaka.

IA ada di mana-mana

Ya, Kristus Yesus ada dimana-mana dalam PL. Suatu contoh, bahwa IA ada di kisah Adam dan Hawa. Perhatikan Kej 3:21 Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Atas kesalahan Adam dan Hawa, Allah mengorbankan binatang untuk menutup aurat dan membuat pakaian bagi mereka! Ada yang mati dan dikorbankan atas kesalahan di situ ... Adakah kita melihat Yesus di situ? Ketika Abraham mengorbankan Ishak atas perintah Allah di Kej 22, adakah kita melihat Yesus di situ? Ketika kita membaca kitab Daniel, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Yoel dan nabi-nabi lain .... bukankah semuanya berbicara tentang Mesias? Juga di Mazmur 22:2 Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.
Tuhan Yesus Kristus sendiri mengatakan dalam Luk 24:46 Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,
Perhatikan pula, bagaimana Roh Kudus bekerja sehingga murid-murid Yesus dapat memberitakan hal ini; Khotbah Pentakosta Rasul Petrus didasarkan pada Kitab Mazmur dan Yoel di Kis.2. Juga Kitab yang diterangkan Filipus kepada sida-sida asal Ethiopia berasal dari Kitab Yesaya 53 (Kis 8:26-39).

Kesimpulan & Aplikasi

1. Apa yang menjadi keraguan murid, telah ditepis oleh kehadiran Yesus sendiri di tengah mereka, bahkan Yesus menunjukkan secara jelas, bahwa IA Bangkit dan Hidup, bukan hanya Roh belaka. Melenyapkan keraguan para murid, dilakukan Yesus bukan sekedar untuk memuaskan rasa penasaran mereka, melainkan untuk menyiapkan mereka akan tugas yang lebih besar, yaitu pemberitaan Injil. Keraguan timbul akibat ketidak-tahuan dan ketidak-mengertian dan bermuara di ketidak-mauan. Ketika ragu terangkat, maka mereka menjadi tahu dan mengerti dan akhirnya mau menjadi saksi dimana Tuhan memerintahkan mereka.

2. Setelah membuka mata fisik mereka, kemudian Yesus membuka mata rohani murid-murid, dengan berkhotbah dan mengajar mereka akan Siapa Sesungguhnya IA. Bahwa IA adalah penggenapan Hukum Musa, kitab para Nabi dan Mazmur. Setelah melenyapkan keraguan mereka akan Kebangkitan-Nya, Yesus mengisi mereka dengan apa yang ditulis oleh Lukas di ay 45 (Luk 24:45 = Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.). Dari sini kita belajar 2 hal:
a. Bahwa untuk memperoleh pikiran yang terbuka dan pengertian akan Kitab Suci hanya mampu kalau beroleh pertolongan dari Allah belaka. Itulah mengapa kita harus memohon pertolongan Roh Kudus bila ingin membaca dan mengerti Firman Tuhan. (2 Kor 3:14 Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. 3:15 Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. 3:16 Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. 3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan)
b. Bahwa kita harus melihat Kitab Suci dengan kacamata Yesus yang adalah Allah sendiri, kalau tidak kita akan melihat PL hanya sebagai aturan hukum, kisah sejarah dan ramalan belaka, dan akhirnya memandang PB terlepas dari konteks penggenapan Janji Allah.

3. Sekarang kesaksian kita haruslah berlandaskan Firman Tuhan di Alkitab. Coba renungkan berapa kali dalam kehidupan ini, ketika ada permasalahan pribadi, keluarga, jemaat kita malah tidak meletakkan Alkitab sebagai landasan penyelesaian, melainkan memakai hikmat dunia dan kita sendiri? Bahkan dalam Pelayanan Firman atau Pengajaran, kita hanya membaca Alkitab belaka dan kemudian mengajarkan hikmat kita sendiri. Mari, alaskan semua segi kehidupan kita pada Alkitab dan Firman Tuhan melalui pertolongan Roh Kudus, maka Perintah Yesus Kristus untuk menjadi saksi bagiNya dapat kita laksanakan.

ITT, Minggu 29 Mei 2011

Sunday, May 22, 2011

Efesus 2:1-7


Hanya Oleh Kasih Karunia Allah
(Sesuai SBU, Minggu 22 Mei 2011)

Efesus 2:1-7
2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
2:3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
2:4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,
2:5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan --
2:6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,
2:7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.

Latar Belakang

Surat Efesus ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus, yang disebutnya dengan; orang-orang Kudus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus (Ef 1:1).
Surat ini sendiri ditulis oleh Rasul Paulus dari Roma, ketika ia dipenjara menunggu penjatuhan hukuman (Ef 3:1, 4:1 dan 6:20). Menurut para Teolog, Surat ini ditulis bersamaan waktunya dengan Surat Kolose, Filipi dan Filemon sekitar tahun 60 - 62 M.
Rasul Paulus sendiri mengenal dengan baik Jemaat di Efesus, pertama ketika ia dalam kunjungan singkat di sana (Kis 18:19-21), dan ketika tinggal di Efesus selama kurang lebih 2 tahun memberitakan Injil dan melakukan mujizat-mujizat (Kis 19:1-10).
Efesus sendiri adalah kota perdagangan yang sangat besar di Asia Kecil, sehingga semangat materialisme merajalela luar biasa, dan bukan itu saja kota tersebut terkenal menjadi pusat penyembahan dewi Artemis (Yunani) atau dewi Diana (Romawi). Pelacuran disahkan bahkan dianggap sakral karena mereka yang mengadakan pelacuran menganggap hal itu merupakan ibadah kepada dewi itu.

Dengan latar belakang itulah, Rasul Paulus menulis Surat ini, untuk mengupas bagaimana posisi dan tanggungjawab Murid Kristus. Dan secara garis besar, surat Efesus dapat dibagi ke dalam 2 bahagian, yaitu:
A. Doktrin/ajaran tentang posisi sebagai Murid Kristus (Pasal 1 s/d 3)
B. Nasihat tentang Tugas Panggilan Murid Kristus (Pasal 4 s/d 6)

Bacaan Kita hari Mingggu ini, adalah penggalan dari pasal 2 yang berbicara tentang keadaan rohani dalam Kristus, yang mana pasal ini sendiri dapat dibagi dalam 2 bahagian sesuai judul perikop Alkitab LAI yaitu Ef 2:1-10 Semuanya adalah Kasih Karunia dan Ef 2:11-22 Dipersatukan di dalam Kristus.

Struktur Bacaan

Efesus 2:1-7 ini sendiri dalam Alkitab berbahasa Yunani, adalah satu kalimat, yang panjang dan padat. Perhatikan bahwa, ketika kita menguraikan dengan jalan membacanya secara perlahan dan berulang, kita bisa mengerti kalimat panjang ini dengan membaginya sbb:
-. 3 ayat pertama (1-3) adalah menjelaskan bagaimana kondisi manusia sebelum diselamatkan.
-. Subyek dan kunci dalam kalimat ini adalah Allah (ay 4=Tetapi Allah) dan Kristus
-. 3 kata kerja utama dalam kalimat ini adalah menghidupkan (ay 5), membangkitkan (ay 6) dan memberikan tempat (ay 6).
-. obyeknya adalah "kamu" (ay 1-3) dan kita (ay 4-7)
Dari sini kita bisa melihat, bahwa Rasul Paulus menggunakan perbandingan yang kontras atas sebelum dan sesudah menjadi Murid Kristus. Yaitu bahwa Allah membangkitkan kita kembali dari kematian akibat dosa dan memberikan tempat bagi kita bersama Yesus Kristus di surga.
Kita juga bisa mengerti kalimat ini dengan melihat pemaparan Paulus tentang keadaan dahulu (ay 1-3), sekarang (ay 4-6) dan masa datang (ay 7) dalam kehidupan Murid Kristus.

Kabar Buruk: Mati di Mata Allah (ayat 1-3)

Cara Paulus melukiskan keadaan sebelum menjadi orang percaya, sungguh mengerikan. Penekanan pada kata mati (Secara rohani), karena: pelanggaran dan dosa (ay 1), tidak mentaati Allah melainkan mentaati roh kedurhakaan (ay 2) dan hidup dalam nafsu kedagingan yang jahat (ay 3).
Hal ini mengakibatkan, bahwa seharusnya kita cuma dapat menuai Murka Allah belaka (ay 3b).
Dengan melukiskan ini, Paulus menyentuh kesadaran pembacanya bahwa betapa berdosanya manusia itu di hadapan Allah dengan cara hidupnya sehingga manusia memerlukan Juruselamat dalam ketidak-selamatannya itu.

Kabar Sukacita: Dibangkitkan oleh Allah (ayat 4-7)

Cara Paulus melukiskan keadaan setelah menjadi orang percaya, sungguh melegakan. Tiga karunia besar yang bisa diperoleh yaitu: kita telah dihidupkan kembali (ay 5), kita telah dibangkitkan dan diberi tempat di Surga (ay 6).
Perhatikan kunci utama dari tiap karunia besar yang kita peroleh di atas, dengan konsisten di tekankan oleh Rasul Paulus, yaitu Yesus Kristus.
-. menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus
-. dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga
-. memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga
dan ditutup dengan ayat 7 = supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
Yesus Kristus adalah kunci dan fondasi dari segala keadaan sukacita manusia di atas.

Dengan melihat dan membandingkan Kabar Buruk dan Kabar Sukacita di atas, kita bisa mengerti bahwa peran utama mengenai keselamatan, bukan dipegang oleh manusia dengan usahanya, tetapi sepenuhnya oleh Allah yang bertindak sebagai pihak yang aktif dalam memberikan keselamatan itu. Rasul Paulus mengingatkan dengan tegas tentang ini di Ef 2: 8-10 = Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya

Aplikasi

1. Untuk dapat hidup sebagai Murid Kristus, kita harus menyadari keadaan kita sebelumnya, yaitu mati secara rohani. Tanpa menyadari ini dan melihat kehidupan kita sebelumnya yang dilukiskan di Ef 2:1-3, maka kita akan kehilangan rasa bersyukur atas keadaan kita sekarang yang telah mengenal Kristus, dan kehilangan rasa bersyukur itu, akan mengembalikan kita kepada kematian rohani dengan kembali melakukan kehidupan manusia lama kita di ketiga ayat di atas. Hanya oleh Kasih Karunia Allah kita beroleh hidup, bersyukurlah untuk itu setiap saat.

2. Sebagai Murid Kristus, apa yang telah dianugerahkan kepada kita, sungguh luar biasa dan sekarang ini telah kita peroleh, yaitu kehidupan, kebangkitan dan tempat di sorga bersama Yesus Kristus. Menyadari akan anugerah ini, membuat kita akan enggan melakukan kehidupan manusia lama kita, karena kita beroleh berkat yang luar biasa. Tetapi janganlah berkat ini menjadikan kita lupa diri dan hanya menikmati status ini tanpa berbuat apapun, karena sebagaimana Yesus Kristus ingatkan dalam Mat 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Melakukan kehendak Allah adalah kata kerja, yang senantiasa diaminkan Rasul Paulus dalam kehidupannya, demikian juga kita sebagai murid Tuhan Yesus.

Penutup

Ingatlah bahwa:
-. Kita sudah mati dalam dosa, Tetapi Allah menghidupkan kita dalam Kristus.
-. Kita hidup mengikuti jalan dunia, taat pada penguasa kerajaan angkasa, Tetapi Allah membangkitkan kita dengan Kristus dan memberi tempat bersama-sama IA di Sorga.
-. Kita adalah anak-anak durhaka yang hidup menurut kehendak daging, Tetapi Allah mengasihi kita dan menunjukkan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.

ITT, Minggu 22 Mei 2011

Sunday, May 8, 2011

Roma 5:1-5


Dibenarkan Karena Iman

Roma 5:1-5
5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.


Latar Belakang

Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh karena itu surat Roma tidak banyak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi dari jemaat di Roma sehingga surat ini lebih bersifat objektif dan memperlihatkan kemurnian pengertian Rasul Paulus akan ajaran Kristus.

Beberapa pendapat yang menjelaskan bahwa Rasul Paulus adalah penulis surat ini, antara lain didasarkan pada penyebutan nama rasul Paulus secara eksplisit sebagai penulis di dalam Roma 1:1 dan juga banyaknya kecocokan antara apa yang dituliskan penulis surat Roma ini dengan apa yang rasul Paulus katakan dalam Kisah Para Rasul dan suratnya yang lain; sebagai contoh dalam Roma 11:1 dan Filipi 3:5 bahwa ia berasal dari suku Benyamin; dalam Roma 16:3 dan Kis 18:2-3 bahwa ia mengenal Priskila dan Akwila; dan di Roma 1:10-15 dan Kis 19:21 bahwa ia rindu mengunjungi orang percaya di Roma.

Penerima pertama dari surat ini adalah jemaat di Roma, yang tidak didirikan oleh Paulus sendiri, tetapi mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus dan orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10).
Dari beberapa kata dalam surat Roma dapat diambil kesimpulan bahwa jemaat pada waktu itu terdiri dari : orang Yahudi (Roma 7:4-6) dan orang non-Yahudi (Roma 11:13), yang merupakan mayoritas dalam jemaat.

Surat ini ditulis dari Kota Korintus (Roma 15:32), di mana Paulus berada di rumah Gayus (Roma 16:23), sementara menulis surat ini melalui pembantunya, Tertius (Roma 16:22), agaknya pada akhir perjalanan Paulus yang ketiga (Roma 15:25), menjelang awal musim pelayaran di wilayah Laut Tengah, yaitu pada akhir musim dingin (Februari – Maret thn. 57 M).
Keadaan Rasul Paulus pada saat itu digambarkan dalam Kisah Rasul 20:2-3. Ternyata pada waktu itu orang-orang Yahudi bermaksud membunuh dia sehingga ia terpaksa membatalkan pelayaran ke Siria dan mengambil jalan darat ke Filipi (sekitar 700 km dari Korintus). Ternyata Paulus sedang merencanakan untuk kembali ke Yerusalem untuk hari Pentakosta (Kisah Rasul 20:16) guna menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non Yahudi kepada orang-orang kudus di Yerusalem (Roma 15:25-27).

Struktur Bacaan

Catatan: Bacaan hari minggu ini sesuai SGK/SBU adalah Roma 5:1-6 yang merupakan penggalan dari perikop yang diberi judul oleh LAI "Hasil Pembenaran" yang mencakup ayat 1-11. Dan tidak sebagaimana biasanya, pekan ini penulis hanya membatasi bacaan sampai ke ayat 5 untuk mencoba menggali pemahaman tanpa terputus, karena pada ayat 6-11 Rasul Paulus membagi enam prinsip penderitaan penebusan Kristus yang akan kita pelajari dan bahas dalam kesempatan lain.

Roma 5 dibuka dengan kata, "sebab itu", yang menunjukkan bahwa ayat ini merupakan kelanjutan atau hasil akhir dari ayat sebelumnya (Rom 4:25 = yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita) yang mengajarkan bahwa kita dibenarkan melalui iman di dalam Kristus yang telah mati dan bangkit demi menebus dan menyelamatkan kita yang berdosa. Setelah kita dibenarkan, maka kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan Yesus Kristus.

Kemudian dilanjutkan dengan ayat 2a, “Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini.” Dengan kata lain, ayat ini mengajarkan bahwa Kristus yang menjadi jalan masuk agar kita beroleh anugerah Allah yang menebus dan menyelamatkan kita dari dosa. Kata “jalan masuk” dalam terjemahan KJV: access dan dalam bahasa aslinya prosagōgē yang berarti admission (hak atau izin masuk; pengakuan). Melalui Kristus, kita diakui sebagai anak-anak Allah, kita mendapatkan izin masuk ke dalam anugerah Allah dan tentunya damai sejahtera sejati. Tanpa Kristus, tak mungkin ada jalan masuk kepada anugerah dan damai sejahtera dari Allah ini.

Selain mendapatkan damai sejahtera, sebagai anak-anak Tuhan yang telah ditebus oleh Kristus, kita juga mendapatkan kemuliaan Allah, sebagaimana yang tertulis di ayat 2b, “Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.” Kata “bermegah” dalam Alkitab KJV dipakai istilah rejoice atau bersukacita. Sungguh suatu anugerah yang sangat besar bagi kita, karena kita bukan hanya menerima pembenaran oleh Allah dan juga damai sejahtera sejati, kita pun akan menerima kemuliaan Allah. Kemuliaan Allah yang dahulu pernah dirusakkan oleh dosa sekarang di dalam Kristus, kemuliaan Allah di dalam manusia menjadi pulih kembali dan kita ikut dimuliakan karena Kristus. Apa yang diajarkan di sini menjadi pelajaran penting bagi kita bahwa dosa bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi sangat fatal, bahkan kemuliaan Allah di dalam manusia pun menjadi rusak, tetapi melalui Kristus, kemuliaan Allah dipulihkan di dalam manusia, sehingga anak-anak-Nya kembali menyandang kemuliaan Allah di dalam diri mereka.

Kemudian, di ayat 3 & 4, dikatakan, “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” Di ayat ini, kata “Dan bukan hanya itu saja.” menunjukkan bahwa selain menerima damai sejahtera dari Allah, kita yang sudah dibenarkan melalui iman juga menerima hal yang lain, yaitu penderitaan/kesengsaraan.
Ini harus dilihat dalam konteks penulisan surat Roma, di mana jemaat-jemaat Kristen menerima penganiayaan dari kekaisaran Romawi yaitu barangsiapa yang berani menyebut Tuhan kepada pribadi selain Kaisar, harus dihukum mati. Dalam konteks inilah, Paulus menghibur jemaat Roma agar mereka juga bermegah di dalam kesengsaraan selain menerima damai sejahtera dari dan dengan Allah setelah dibenarkan melalui iman. Kata “kesengsaraan” dalam bahasa Yunani thlipsis berarti pressure (tekanan) atau bisa berarti persecution, tribulation, trouble, etc (penganiayaan, penderitaan, masalah, dll). Lalu, kata “bermegah” dalam bahasa Yunani kauchaomai bisa berarti rejoice (bersukacita).
Ada keistimewaan yang diajarkan Paulus di sini, bahwa secara jelas ia menerjemahkan ajaran Yesus dalam Mat 5:10 = Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Paulus tidak mengatakan, kalau kamu percaya dengan iman yang teguh, maka penderitaan/penganiayaan terhadap kamu akan sirna, tetapi Paulus meletakkan realita/kenyataan penderitaan atas aniaya itu dari sudut pandang kedaulatan Allah. Bahwa, dengan penderitaan yang dialami oleh jemaat Roma, mereka harus tetap bersuka-cita karena Yesus sudah mengatakan, bahwa orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran ialah yang empunya Kerajaan Sorga. Bahkan kesengsaraan yang dialami itu, berbuah ketekunan, Ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Penderitaan tidak melahirkan keputus-asaan bagi pengikut Kristus, melainkan melahirkan 3 buah baru, ketekunan, tahan uji dan pengharapan. (Bandingkan Yak 1:2-4 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.).

Pengharapan yang bagaimana?

Jawabannya ada di dalam ayat 5, “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Kita bisa memiliki pengharapan kepada Allah di dalam penderitaan, karena ada dua alasan yang dipaparkan Rasul Paulus, yaitu;
Pertama: Kasih Allah.
Penganiayaan, fitnahan, kesengsaraan, dan segala bentuknya bukan wujud kebencian Allah atau kutukan Allah, Segala bentuk penderitaan justru membuktikan Allah itu mengasihi umat-Nya sehingga Ia ingin mendewasakan imannya.
Jemaat mula-mula adalah saksi matanya. Mereka sungguh-sungguh beriman di dalam Kristus, sehingga untuk itu, mereka harus menderita menjadi santapan bagi singa yang lapar, dibakar hidup-hidup, dll. Bapa-bapa gereja yang agung juga mengalami hal yang sama. Dr. Martin Luther, seorang reformator gereja juga mengalami penderitaan yaitu dibuang dari gereja karena dianggap membangkang, padahal ia ingin menegakkan iman Kristen sejati di atas dasar Alkitab.
Bahkan kaum Puritan (Calvinis) harus mengungsi ke negara lain karena mereka dikucilkan dan dibuang.
Kedua: Penghiburan dan Pimpinan Roh Kudus.
Selain kasih dan pemeliharaan Allah, kita dapat sanggup menghadapi berbagai penderitaan, karena ada penghiburan dan pimpinan Roh Kudus. Roh Kudus membuat orang yang dipimpin-Nya sadar, taat, patuh kepada perintah Kristus. Di dalam Kis 16:9, Roh Kudus mencerahkan Paulus melalui sebuah mimpi agar ia memberitakan Injil ke daerah Makedonia. Tetapi uniknya, di daerah ini, tepatnya di kota Filipi, Lukas mencatat bahwa Paulus dan Silas difitnah dan dipenjarakan (Kis 16:19-34). Kalau kita melihat sekilas, maka kita mungkin bertanya, masa mungkin Roh Kudus memimpin hamba-Nya mengalami penderitaan?
Tetapi di sini, Alkitab sendiri memberitakan bahwa Roh Kudus memimpin hamba-Nya mengalami penderitaan. Lalu, apa tujuannya? Meskipun seolah-olah kelihatan negatif, tetapi Allah menunjukkan bahwa tujuannya adalah baik. Kalau kita kembali kepada kisah tadi, meskipun Paulus dan Silas dipenjara, tetapi Paulus dapat memberitakan Injil kepada kepala penjara tersebut setelah terjadi gempa bumi yang hebat membuka semua pintu penjara tetapi semua narapidana tersebut tidak melarikan diri (Kis 16:26-33). Kalau kita melihat pimpinan Tuhan hanya selalu positif, maka kita tidak dapat memahami pimpinan-Nya dan kehendak-Nya. Belajarlah untuk mengalami dan mengenali kehendak dan pimpinan-Nya melalui Roh Kudus. Lalu, percayalah bahwa pimpinan-Nya selalu baik bagi kita menurut kehendak-Nya meskipun seolah-olah pimpinan Roh Kudus selalu kelihatan negatif.

Aplikasi

Dari bacaan di atas, ada banyak hal yang bisa kita aplikasikan dalam kehidupan kita sekarang ini, antara lain:

1. Roma 5:1-2 adalah suatu terjemahan terhadap apa yang Yesus Kristus ucapkan di Yoh 14:6 = "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Rasul Paulus dengan sangat konsisten memelihara ajaran itu, dan melihat benang merah atas apa yang Yesus Kristus ucapkan dengan realita perkembangan jemaat-Nya. Ini bukan Doktrin, tetapi suatu perintah yang harus dijalankan, dan ditegaskan Paulus bagi jemaat Roma dan kita sebagai Jemaat Kristus. Kerusakan kita karena dosa telah dipulihkan Yesus, dan kita boleh bermegah dalam pengharapan untuk menerima Kemuliaan Allah. Karena menyandang kemuliaan Allah, kita tidak boleh sembarangan bertindak di dalam hidup kita. Artinya, kita harus tetap hidup kudus, karena kita sedang menyandang dan memancarkan kemuliaan Allah di dalam Kristus. Sebagai murid Yesus Kristus, kita tidak boleh hanya berhenti di konsep anugerah, tetapi terus berlanjut pada pertanggungjawaban sebagai respon kita terhadap anugerah Allah yaitu dengan menjalankan perintah-Nya. Kekristenan bukan meniadakan Taurat dengan alasan bahwa Kristus telah menggenapinya, tetapi kekristenan adalah mengerti dan menjalankan Taurat dari perspektif Injil Kristus.

2. Roma 5:3-4, mengajarkan bahwa dalam keadaan apapun, murid Yesus dapat berbuah. Perspektif bahwa kalau kita sudah menjadi orang percaya, maka kita akan terlepas dari penderitaan, harus diluruskan dengan prinsip bahwa dalam penderitaan sekalipun, murid-murid Yesus tetap akan berbuah. Ketekunan, tahan uji dan pengharapan, adalah suatu proses dalam kesengsaraan yang boleh kita megahkan dalam nama Yesus Kristus. Menjadi orang Kristen atau murid Yesus bukan seketika menjadikan kita kebal dan bebas dari derita dan sengsara, melainkan menjadikan kita berbuah, bahkan dalam kesengsaraan sekalipun.

3. Roma 5:5 mengajarkan, bahwa pengharapan kita atas dasar Yesus Kristus tidak akan pernah mengecewakan dan sekarang ini kita punya Roh Kudus yang Yesus Kristus tinggalkan bersama kita. Tugas kita adalah supaya kita tidak lepas dari pengharapan itu dan berpaling ke dunia. Ingatlah bahwa ketika kita sebagai Murid Yesus berusaha sungguh-sungguh memegang Firman Tuhan dan Kebenaran, maka kita akan dibuang dan diasingkan dari dunia ini. Rasul Paulus mengingatkan kita di 2 Tim 4:3-4 = Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
Waktu itu sudah dan sedang terjadi di sekeliling kita sekarang ini, peganglah nasihat Rasul Paulus selanjutnya di 2 Tim 4:5 = Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! Nasihat Rasul Paulus bagi Timotius ini bisa kita pegang sebagai nasihat buat kita Murid Tuhan Yesus yang punya Roh Kudus, gunakanlah itu.

Dibenarkan karena Iman sebagai tema hari minggu ini, bukanlah suatu kesimpulan akhir, melainkan suatu awal bagi proses dalam kehidupan kita sebagai Murid Tuhan Yesus. Karena kita sudah dibenarkan karena Iman, maka kita harus senantiasa berusaha untuk hidup dengan memelihara kekudusan serta senantiasa bersyukur dan berbuah kasih. Apapun keadaannya, sengsara dan derita sekalipun, berbuahlah bagi Kemuliaan Tuhan, ... Amin.

ITT, Minggu 8 Mei 2011

Wednesday, May 4, 2011

Yosua 6:6-11


Kembangkan Kehidupan Spiritualmu

Yosua 6:6-11
6:6 Kemudian Yosua bin Nun memanggil para imam dan berkata kepada mereka: "Angkatlah tabut perjanjian itu dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut TUHAN."
6:7 Dan kepada bangsa itu dikatakannya: "Majulah, kelilingilah kota itu, dan orang-orang bersenjata harus berjalan di depan tabut TUHAN."
6:8 Segera sesudah Yosua berkata kepada bangsa itu, maka berjalanlah maju ketujuh orang imam, yang membawa ketujuh sangkakala tanduk domba itu di hadapan TUHAN, lalu mereka meniup sangkakala, sedang tabut perjanjian TUHAN mengikut mereka.
6:9 Dan orang-orang bersenjata berjalan di depan para imam yang meniup sangkakala dan barisan penutup mengikut tabut itu, sedang sangkakala terus-menerus ditiup.

6:10 Tetapi Yosua telah memerintahkan kepada bangsa itu, demikian: "Janganlah bersorak dan janganlah perdengarkan suaramu, sepatah kata pun janganlah keluar dari mulutmu sampai pada hari aku mengatakan kepadamu: Bersoraklah! -- maka kamu harus bersorak."
6:11 Demikianlah tabut TUHAN mengelilingi kota itu, mengedarinya sekali saja. Kemudian kembalilah mereka ke tempat perkemahan dan bermalam di tempat perkemahan itu


Latar Belakang

Yosua berarti “Yahweh Menyelamatkan”, berasal dari kata Ibrani Kuno yang kalau diterjemahkan ke bahasa Aram (bahasa Yahudi masa PB) Yosua akan menjadi Yesus.

Kitab Yosua merupakan kelanjutan sejarah Pentateukh. Kitab Yosua mencatat peristiwa Israel menyebrangi Sungai Yordan memasuki Kanaan setelah Musa wafat, dan juga penaklukan dan menetapnya kedua belas suku Israel di Kanaan dibawah pemimipin Yosua. Tanggal alkitabiah untuk masuknya Israel ke Kanaan adalah sekitar tahun 1405 SM. Kitab ini meliputi 25-30 tahun selanjutnya dalam sejarah Israel, mengisahkan bagaimana Allah memberikan kepada Israel “negeri yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah untuk diberikan kepada nenek moyang mereka” (Yos 21:43).

Sudah sepantasnya, kitab ini dinamakan menurut tokoh utama yang memainkan peranan utama selaku pemimpin yang ditetapkan Allah sepanjang kitab ini, Sejarah pribadi Yosua mempersiapkannya dengan baik untuk menjadi pemimpin penaklukan. Yosua yang hidup pada akhir masa penindasan Israel di Mesir menyaksikan kesepuluh tulah hukuman, Paskah pertama, penyeberangan ajaib laut Merah, dan tanda-tanda (dan hukuman-hukuman) adikodrati sepanjang perjalanan Israel di padang gurun. Ia menjadi panglima perang di bawah Musa dalam perang melawan suku Amalek tidak lama sesudah meninggalkan Mesir (Kel 17:8-16), dan hanya ia sendiri yang menyertai Musa naik ke Gunung Sinai ketika Allah memberikan Kesepuluh Hukum (Kel 24:12-18)

Sebagai pembantu Musa, Yosua menunjukkan suatu pengabdian dan kasih yang dalam kepada Allah dengan sering kali berada dihadapan Allah untuk jangka waktu yang lama (Kel 33:11); dialah orang yang sangat menghargai kehadiran Allah yang kudus. Ia pasti belajar banyak dari Musa, penasehat dan pembimbingnya yang dipercayai, tentang cara-cara Allah dan kesulitan menuntun umat ini. Di Kadesy Yosua menjadi salah seorang dari dua belas mata-mata yang mengintai negeri Kanaan. Bersama Kaleb, ia dengan gigih menolak laporan ketidakpercayaan sepuluh mata-mata yang lain, dan akhirnya mereka berdua yang akan diizinkan Tuhan masuk ke Kanaan (Bil 14:26-30 Lagi berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun: "Berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut kepada-Ku? Segala sesuatu yang disungut-sungutkan orang Israel kepada-Ku telah Kudengar. Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku. Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun! - Bahkan dari Yosua inilah masa penjelajahan umat Israel di padang gurun ditetapkan Tuhan menjadi 40 tahun! (Bil 14:32-35 Tetapi mengenai kamu, bangkai-bangkaimu akan berhantaran di padang gurun ini, dan anak-anakmu akan mengembara sebagai penggembala di padang gurun empat puluh tahun lamanya dan akan menanggung akibat ketidaksetiaan, sampai bangkai-bangkaimu habis di padang gurun. Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu: Aku, TUHAN, yang berkata demikian. Sesungguhnya Aku akan melakukan semuanya itu kepada segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Aku. Di padang gurun ini mereka akan habis dan di sinilah mereka akan mati.").

Bertahun-tahun sebelum menggantikan Musa sebagai pemimpin Israel, Yosua sudah menunjukkan bahwa ia seorang yang beriman, bervisi, memiliki keberanian, setia, taat dengan sungguh-sungguh, tekun berdoa, dan mengabdi kepada Allah dan firmanNya. Pada saat ia dipilih sebagai pengganti Musa, ia merupakan orang yang “penuh Roh” (Bil 27:18; bandingkan dengan Ul 34:9).

Yerikho

Yerikho dikenal sebagai kota pohon korma (Ul 34:3). Dari etimologinya, kata “Yerikho“ seakar dengan kata “Yareakh”, artinya “bulan” dan ini dihubungkan dengan dewa bangsa Sem Barat, namanya Yarikh atau Yerakh. Nama arti lain dari kata “Yerikho” adalah “tempat yang berbau harum”. Arti inilah yang sering dikenal orang. Di Alkitab ada 2 kota Yerikho yang berbeda, yaitu Yerikho kuno dan Yerikho modern.

Yerikho Kuno.
Yerikho kuno disebut Tell es-sultan, yaitu Yerikho pada zaman Yosua (PL), yang terletak 16 km sebelah barat laut Laut Mati, 2 km di barat laut desa er-Rikha dan 27 km di timur laut Yerusalem. Menurut penelitian, Yerikho adalah kota tertua yan dijadikan sebagai tempat tinggal menetap di Palestina. Pada awal millennium 8 sM, di Yerikho didirikan tembok batu guna memperkuat kota dan beberapa rumah bundar sebagai menara jaga. Tinggi temboknya ± 14 meter, terdiri dari 2 lapis tembok yang berjarak ± 5-6 meter. Karena itu Yerikho dikenal sebagai kota benteng. Kira-kira abad 13 sM, bangsa Israel di bawah pimpinan Yosua menyerbu Yerikho. Kota ini sendiri tidak begitu luas, hanya sekitar 3,5 hektar, tetapi mempunyai arti strategis karena jalanan utama pada masa itu melalui kota Yerikho (masuk ke dalam bagian kota).

Tahun 1930-1936, seorang arkeolog bernama Prof. John Garstang mengadakan penelitian di Yerikho dan sekitarnya. Ketika melakukan penelitian di kota-kota lain di sekitar Yerikho Prof. John Garstang menemukan fakta bahwa pada umumnya tembok-tembok kota selalu roboh ke arah dalam, karena musuh mendobrak pintu atau tembok dari arah luar. Tetapi ketika Prof. John Garstang menggali kota Yerikho, ia menemukan bahwa tembok Yerikho yang kokoh itu roboh dari dalam ke luar. Tembok Yerikho roboh ke arah luar bukan oleh alat Bantu atau tenaga manusia, tetapi oleh kuasa Allah. Bahkan pada penggalian-penggalian sebelumnya ditemukan juga bagian kota yang tidak hancur dan diduga sebagai rumah Rahab (Yos 2:15 Kemudian perempuan itu menurunkan mereka dengan tali melalui jendela, sebab rumahnya itu letaknya pada tembok kota, jadi pada tembok itulah ia diam. - bandingkan: Yos 6:22-23 Tetapi kepada kedua orang pengintai negeri itu Yosua berkata: "Masuklah ke dalam rumah perempuan sundal itu dan bawalah ke luar perempuan itu dan semua orang yang bersama-sama dengan dia, seperti yang telah kamu janjikan dengan bersumpah kepadanya." Lalu masuklah kedua pengintai muda itu dan membawa ke luar Rahab dan ayahnya, ibunya, saudara-saudaranya dan semua orang yang bersama-sama dengan dia, bahkan seluruh kaumnya dibawa mereka ke luar, lalu mereka menunjukkan kepadanya tempat tinggal di luar perkemahan orang Israel.)

Yerikho Modern.
Yerikho modern disebut er-Rikha, yaitu Yerikho pada zaman Raja Herodes (PB). Letaknya hanya 2 km di sebelah selatan Yerikho kuno. Di daerah Herodes Agung dan penerusnya membangun istana musim dingin dengan taman-tamannya yang asri, dekat dengan kebun korma dan balsam. Disana, Tuhan Yesus menyembuhkan Bartimeus dari kebutaannya dan menyelamatkan Zakheus di kepala bea cukai (Mark 10:46; Luk 19:1).

Awal Perebutan

Yerikho adalah kota pertama yang direbut umat Israel dalam memasuki tanah Kanaan. Hal ini juga yang membuat Yerikho begitu khusus, sehingga Allah mengawalinya dengan turun tangan sendiri merebutnya. Perhatikan bagaimana Allah memerintahkan hasil jarahan Yerikho (Yos 6:19 Segala emas dan perak serta barang-barang tembaga dan besi adalah kudus bagi TUHAN; semuanya itu akan dimasukkan ke dalam perbendaharaan TUHAN."). Bandingkan dengan kota kedua yaitu Ai.
Merebut Yerikho adalah Perintah Tuhan kepada Yosua, melalui "Panglima Balatentara Tuhan" di Yos 5:13-15 Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya: "Kawankah engkau atau lawan?" Jawabnya: "Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara TUHAN. Sekarang aku datang." Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: "Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?" Dan Panglima Balatentara TUHAN itu berkata kepada Yosua: "Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus." Dan Yosua berbuat demikian. - Yos 6:2 Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa.
Tuhan berfirman lengkap dengan cara bagaimana Israel harus berbuat untuk kejatuhan Yerikho. (Yos 6:3-5 Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua prajurit harus mengedari kota itu sekali saja; demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya, dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala. Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan.")

Stuktur Bacaan

Bacaan kita pekan ini merupakan penggalan dari perikop yang diberi judul oleh LAI "Jatuhnya Yerikho" Yos 6:1-27.
Dalam penggalan ini, Yosua memerintahkan Israel, tepat seperti apa yang Tuhan perintahkan kepadanya melalui "Panglima Balatentara Tuhan" yang Yosua temui di akhir Yosua 5 di atas.
7 Imam membawa 7 sangkakala di depan Tabut Perjanjian selama 7 hari dan pada hari ke-7 tersebut mengelilingi Yerikho 7 kali, menandakan kehadiran Tuhan sendiri. Cara yang Tuhan pakai tidak dipersoalkan sama-sekali oleh Yosua dan Israel, karena sebelumnya mereka sudah melihat dan mengalami bagaimana Tuhan bekerja dan membawa mereka masuk ke Kanaan melalui Sungai Yordan dengan keajaiban yaitu sungai tersebut menjadi surut (Yosua 3).

Aplikasi

1. Cara Yosua menerima perintah Tuhan adalah dengan taat dan patuh. Tanpa mempersoalkan cara Tuhan. Perhatikan bahwa tidak sedikitpun keluar komentar dari mulut Yosua, seperti bagaimana? apa bisa? mungkinkah? dsb, bahkan Yosua tidak mempersoalkan soal hari Sabat dan sebagainya. Yosua bisa saja berkata ... Tuhan, kalau hari sabat bagaimana? Apa tidak berhenti dahulu ... dsb dsb.
Cara Yosua, diajarkan kemudian oleh Tuhan Yesus dalam Doa Bapa Kami; Mat 6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Bahkan ketika IA menerima perintah BapaNya untuk mati di kayu Salib, sekalipun berat, Yesus berdoa dalam Mark 14:36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."
Cara Yosua, Cara Tuhan Yesus .... adalah cara murid Tuhan Yesus atau cara hidup kita. Perintah dan Firman Tuhan wajib dijalankan dengan taat dan patuh.

2. Ketaatan dan kepatuhan Yosua ditunjukkan dengan meneruskan Firman Tuhan sebagaimana Yosua dengarkan sendiri. Yosua tidak menambah atau mengurangi, atau menerjemahkannya bagaimana, tapi Yosua teruskan sebagaimana ia dengarkan. Cara seperti ini pernah diterapkan oleh Rasul Paulus dalam 1 Kor 11:23-25 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" - atau yang kita kenal sebagai penetapan Perjamuan Kudus.
Menoleh ke bacaan hari minggu lalu Bilangan 9, ketaatan dan kepatuhan juga Musa laksanakan ketika ia menerima pertanyaan dari umat Israel perihal ketetapan Paskah bagi orang yang najis. Musa menjawab dalam Bil 9:8 Lalu jawab Musa kepada mereka: "Tunggulah dahulu, aku hendak mendengar apa yang akan diperintahkan TUHAN mengenai kamu.
Ketaatan dan Kepatuhan terhadap Firman Tuhan, termasuk cara pengambilan keputusan dalam hal apapun. Berhati-hatilah dengan pengertian manusia atau diri sendiri dengan terbiasa berpikir: "Ah, kan Tuhan mengerti, yang penting apa yang ada di hati kita". Ketaatan dan kepatuhan dihati kita akan dicerminkan dalam perbuatan kita.

3. Ketaatan dan Kepatuhan Yosua tetap dilaksanakan walaupun tidak masuk akal. Lalu apa dasar Yosua? Iman! karena Yosua tahu Siapa yang membawa Israel keluar dari Mesir, karena Yosua tahu Siapa yang membawa Israel menyeberangi Laut Merah dan Sungai Yordan. Tanpa Iman, maka perintah Yesus untuk mengasihi musuh dalam Matius 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. - adalah tidak masuk akal. Juga apa yang diteruskan oleh Rasul Paulus dalam Roma 12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
Iman, inilah dasar ketaatan dan kepatuhan Yosua hingga Yerikho jatuh (Ibrani 11:30 Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya.)
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. (Ibrani 11:1).

4. Ketaatan dan Kepatuhan berdasarkan Iman, hanya dapat dilaksanakan dengan hidup kudus di hadapan Allah seperti yang Yosua tunjukkan. Kekudusan Yosua, menyebabkan umat Israel tunduk pada apa yang Yosua perintahkan. Hal tersulit adalah bagaimana mengitari Yerikho tanpa bersuara dengan hanya membiarkan Suara Sangkakala yang dapat diartikan sebagai suara Tuhan belaka, bayangkan bagaimana mau diam tanpa suara kalau dari atas tembok itu ada teriakan ejekan atau tertawaan penduduk Yerikho?. Sulit, namun dipatuhi umat Israel.
Pada masa inipun, kalau kita mau taat dan patuh dalam iman dan kekudusan, akan ada teriakan dan ejekan dunia kepada kita, namun diamlah dan jangan bersuara, sampai Khairos atau waktu Tuhan mengizinkan kita bersuara.

5. Ketidak-taatan dan ketidakpatuhan akan berakibat hukuman Tuhan, seperti yang dicontohkan dalam Yos 7, ketika umat Israel tidak patuh atas perintah Tuhan perihal barang jarahan. Sangat menyedihkan, ketika berharap kemenangan, mereka patuh, ketika beroleh kemenangan berubah tidak patuh. Landasan iman dan kekudusan yang akan menentukan Taat dan Patuhnya kita terhadap Firman Tuhan,

Penutup:
Mari kita kembangkan kehidupan spiritual kita diawali dengan hidup kudus di hadapan Tuhan.
Kekudusan hidup akan mengantar kita kepada Iman yang kokoh. Iman yang kokoh akan membuat kita taat dan patuh kepada Firman Tuhan dalam pergumulan hidup kita, meruntuhkan tembok-tembok Yerikho yang kita temui dalam perjalanan hidup kita sebagai murid Tuhan Yesus. Amin

ITT - Rabu 4 Mei 2011 Ibadah K3 B di Ibu Roring

Sunday, May 1, 2011

Bilangan 9:1-5


Rayakan Paskah, Rayakan Kemenangan
(Sesuai SBU, Minggu 1 Mei 2011)

9:1 TUHAN berfirman kepada Musa di padang gurun Sinai, pada bulan yang pertama tahun yang kedua sesudah mereka keluar dari tanah Mesir:
9:2 "Orang Israel harus merayakan Paskah pada waktunya;
9:3 pada hari yang keempat belas bulan ini, pada waktu senja, haruslah kamu merayakannya pada waktu yang ditetapkan, menurut segala ketetapan dan peraturannya haruslah kamu merayakannya."
9:4 Lalu Musa menyuruh orang Israel merayakan Paskah.
9:5 Maka mereka merayakan Paskah pada bulan yang pertama, pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu senja, di padang gurun Sinai; tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah dilakukan orang Israel.


Pendahuluan

Kitab Bilangan dalam bahasa aslinya diberi judul "Bemidbar" atau kira-kira berarti Di belantara padang gurun. Nama ini melukiskan situasi umat Israel dalam kitab ini dalam perjalanan mereka selama 40 tahun di padang gurun. Nama kitab Bilangan sendiri terjemahan dari Bahasa Yunani "Arithmoi" yang berarti bilangan. Nama ini diambil karena ada 2 sensus yang dilaksanakan Musa (Bil 1-4 & 26).
Kitab ini ditulis oleh Musa (Bil 1:1, Bil 33:2) dan Kitab ini dapat dikatakan sebagai kitab yang berisi petunjuk bagi Umat Israel yang mencakup:
a. Bagaimana bangsa Israel harus mengatur dirinya dalam perjalanan di padang gurun.
b. Bagaimana para Imam dan Suku Lewi melaksanakan tugasnya dalam perjalanan ini, dan
c. Bagaimana Israel harus menyiapkan dirinya untuk memasuki tanah perjanjian dan menetap di sana.

Tema pokok dan utama yang bisa kita simpulkan dengan tegas dan jelas dalam Kitab Bilangan ini adalah; KETAATAN.

Struktur Bacaan

Bilangan 9 terbagi atas 2 perikop yaitu: Bil 9:1-14 = Ketetapan-ketetapan mengenai perayaan Paskah dan Bil 9:14-23 = Tiang awan memimpin perjalanan Israel, dan bacaan minggu ini membahas tentang sebagian dari perikop pertama di atas.
Ketetapan Paskah sendiri adalah suatu ketetapan yang berasal dari Allah yang memerintahkannya bagi Israel melalui Musa di Kel 12:1-28 perikop: Tentang perayaan Paskah. Istilah Paskah sendiri muncul pertama kali di Kel 12:11, yang dari bahasa Ibrani disebut Pesach, atau Passover (melewati/melalui), ketika Roh Allah menjalani Tanah Mesir dan menghukum Mesir, tetapi melewati umat Israel, karena tanda darah yang diperintahkan Tuhan sendiri (Kel 12:13 = Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir).
Bacaan Bilangan 9:1-5 sendiri, adalah bagaimana Tuhan mengingatkan Israel untuk supaya tetap melaksanakan Paskah, yaitu pada masa memasuki tahun ke 2 dari perjalanan mereka (Bil 9:1). Merayakan Paskah dengan tepat waktu dan sesuai ketetapannya (Bil 9:2-3) dan bagaimana Musa meneruskannya kepada Israel (Bil 9:4) serta dengan ketaatan umat Israel melaksanakannya (Bil 9:5).

Perbedaan Penanggalan

Penanggalan perayaan Paskah Israel/Yahudi
Kejadian keluarnya umat Israel dari Mesir, ditandai oleh perubahan penanggalan karena titah Tuhan dalam Kel 12:1-2 = Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun.
Dalam penanggalan Israel, bulan pertama adalah bulan Nisan atau setara dengan bulan Maret-April dalam penanggalan Gregorian yang kita pakai sekarang. Tarikh Yahudi sendiri memiliki 12 bulan dengan setiap bulan memiliki 29-30 hari dan kurang lebih berjumlah 354 hari setiap tahunnya. Sistem penanggalan kalender ini disebut lunisolar karena berpatokan pada perubahan musim yang dipengaruhi oleh putaran matahari dan bulan, dan ini menyebabkan adanya perbedaan 11 hari setiap tahun sehingga ada bulan ke 13 pada tahun kabisat. Peredaran bulan menjadi dasar pergantian hari yang dimulai dengan malam (dalam tradisi Yahudi kuno, hari baru dimulai setelah matahari terbenam, hingga terbenamnya matahari kembali di keesokan harinya). Karena perpaduan antara sistem kalender matahari dan bulan tersebut, kalender Yahudi selalu beriringan dengan Kalender Gregorian walaupun tetap memiliki perbedaan.

Karena berdasar pada perhitungan bulan ini, maka Paskah Yahudi selalu jatuh tepat di bulan purnama (hari ke 14 dari bulan baru).

Penanggalan perayaan Paskah Kristen
Tahun 325, Kaisar Romawi Timur ketika itu, Konstantinus, menyelenggarakan Konsili Nicea. Konsili ini membahas banyak masalah tentang Kristiani. Salah satu hasilnya menyelesaikan masalah Paskah dengan menyatakan bahwa perayaan Paskah seharusnya diselenggarakan oleh umat Kristen pada hari Minggu pertama sesudah bulan purnama yang mengikuti vernal equinox (titik balik musim semi - di Indonesia biasanya disebut sebagai jatuhnya bayangan tegak lurus di daerah katulistiwa) dan jika bulan purnama terjadi pada hari Minggu yang berakibat tumpang tindih dengan Paskah Yahudi, maka Paskah dirayakan pada hari Minggu sesudahnya. Bentrokan Paskah Yahudi dan Kristen dengan demikian dihindari.
Reformasi penanggalan terjadi pada tahun 1582, di mana Paus Gregorius XIII memerintahkan pemotongan 10 hari pada tahun itu dan meniadakan tahun kabisat untuk tahun ratusan yang tidak habis dibagi 400. Kalender yang kita kenal sebagai kalender Gregorian ini (dan sampai sekarang masih dipakai) mengurangi kesulitan dalam penentuan tanggal Paskah.
Di Roma, Hari Vernal equinox jatuh setiap tanggal 25 Maret. Tahun 2011 ini purnama setelah 25 Maret jatuh pada hari Senin 18 April 2011, dan Paskah Kristen adalah hari minggu setelah purnama itu, yaitu pada hari Minggu 24 April 2011 dan 3 hari sebelumnya adalah Jumat Agung, atau Wafat Yesus Kristus. Dengan catatan sebagaimana di atas; apabila purnama jatuh pada hari minggu, maka Paskah Kristen dirayakan sepekan sesudah itu di hari Minggu.

Untuk lebih rinci soal penentuan tanggal Paskah klik di sini

Peringatan dan Ketaatan, bukan hanya Perayaan

Mengapa penting untuk terus merayakan Paskah bagi umat Israel sehingga Tuhan harus mengingatkan mereka kembali?
Setelah penetapan Paskah pertama, Tuhan memerintahkan Israel supaya senantiasa mengingat-rayakan hari itu (Kel 12:14 Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.).
Penegasan Tuhan kembali dalam Bil 9:1-3 ini, menjadi sangat penting bagi Israel untuk mengingat bagaimana karya Tuhan Allah mengeluarkan mereka dari Mesir dengan begitu dahsyat. Dengan kata lain; Kemampuan Israel untuk bergantung dan percaya kepada Tuhan dalam kesulitan perjalanan mereka nanti, akan banyak bergantung kepada kemampuan Israel untuk mengingat karya Tuhan yang besar ketika mereka dibawa keluar dari Mesir oleh Tuhan.
Jadi apapun nanti yang akan menimpa mereka, jika mereka mengingat kedahsyatan pada Paskah pertama itu, maka mereka akan tetap percaya bahwa Tuhan akan tetap bersama mereka dan tetap menepati janji-Nya.
Ketaatan yang dituntut oleh Tuhan, bukan taat melaksanakan dan merayakan Paskah belaka, melainkan taat pada Tuhan, karena mengingat apa yang sudah Tuhan lakukan dalam kehidupan Israel.
Dengan kembali melihat Kel 12:14 di atas, maka kita akan tersadar, bahwa hari raya Paskah bukan untuk pesta manusia, tetapi “sebagai hari raya bagi TUHAN

Penutup/Aplikasi

Sebagai Murid Yesus Kristus yang merayakan Paskah Yesus Kristus, beberapa catatan di antaranya bisa kita pelajari sepekan setelah Paskah ini:

1. Merayakan Paskah sebagai kemenangan, bukan hanya wajib dilaksanakan oeh Israel saja, tetapi juga oleh kita yang sudah meraih kemenangan oleh pengorbanan Kematian Yesus Kristus dan Kebangkitan-Nya. Bahkan sebagai pengikut Kristus, kita wajib mengetahui Paskah Yahudi dan penggenapannya di kemudian hari yang kita kenal dalam Yesus Kristus. Merayakan Paskah tanpa mengetahui sejarah Paskah sendiri akan merupakan suatu kesia-siaan belaka, karena hanya berisi kemeriahan tanpa syukur melimpah atas kemenangan.

2. Pengertian Yesus sebagai anak domba paskah, wajib didalami oleh seluruh murid Yesus Kristus sekarang ini, untuk memahami, bahwa ada benang merah antara Paskah Yahudi dan Paskah Kristen. Paskah sebagai perayaan keluarnya Israel dari Mesir, tidak terpisah oleh Paskah yang kita kenal sebagai Kebangkitan Yesus Kristus, karena waktu kejadian penangkapan, penyaliban, kematian dan kebangkitan Yesus adalah penggenapan atas seluruh isi hukum Taurat dan kitab para nabi. Kedahsyatan tulah atas Mesir dan cara Allah membawa Israel keluar dari Mesir, mencapai puncaknya ketika manusia dan juga kita, dibebaskan dari belenggu dosa ketika Allah membangkitkan Yesus dan mengalahkan maut.

3. Sebagaimana umat Israel, maka Kemampuan kita untuk bergantung dan percaya kepada Tuhan dalam kehidupan kita, akan banyak bergantung kepada kemampuan kita untuk mengingat karya Tuhan yang besar, khususnya Kebangkitan Kristus. Akan ada banyak persoalan dalam kehidupan kita, tetapi sebagaimana umat Israel, maka masalah itu bukan datang dari Tuhan, tetapi permasalahannya datang dari diri kita sendiri, yang tidak taat dan percaya kepada Yesus Kristus, yang telah membawa kemenangan bagi kita.

4. Contohi Musa sebagai pemimpin yang baik yang senantiasa menyuarakan Suara Tuhan dengan tepat sesuai perintahNya, bahkan ketika ada pertanyaan yang pelik seputar perayaan Paskah, Musa tidak menjawab atau memutuskan sendiri, melainkan bertanya pada Tuhan (Bil 9:8 Lalu jawab Musa kepada mereka: "Tunggulah dahulu, aku hendak mendengar apa yang akan diperintahkan TUHAN mengenai kamu.). Hal-hal penting, menyangkut ketetapan Tuhan, hendaknya diputuskan dengan dasar ketaatan atas ketetapan Firman Tuhan disertai dengan berdoa, dan bukan atas kehendak pribadi kita. Bukankah Yesus senantiasa berdoa dan menanyakan serta melaksanakan sesuatu atas kehendak Bapa-Nya? Sebagai Murid, kitapun wajib taat dengan tepat kepada Perintah Tuhan, seperti ketaatan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus.

Sebagai penutup,
Telah sepekan sejak kita merayakan Ibadah Fajar Paskah Yesus Kristus, masihkah ada perasaan kegirangan dan semangat Kebangkitan Kristus kita rasakan hari ini?
Telah 10 hari sejak kita mengingat-rayakan Perjamuan Kudus, masihkah ada rasa penyesalan atas dosa kita dan kerendahan hati ketika kita memasuki meja perjamuan?
Rayakan Paskah, Rayakan Kemenangan, .... Rayakan Ketaatan dalam setiap detik kehidupan kita, ... Amin.

ITT – 1 Mei 2011