Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Wednesday, June 22, 2011

2 Korintus 8:1-7


Kasih: Siap memberi dalam kekurangan

2 Kor 8:1-7
8:1 Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.
8:2 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
8:3 Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
8:4 Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.
8:5 Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.
8:6 Sebab itu kami mendesak kepada Titus, supaya ia mengunjungi kamu dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya.
8:7 Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, -- dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami -- demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini.


Latar Belakang

Kisah Perjalanan Rasul Paulus, ditandai juga dengan pengumpulan dana bagi orang-orang kudus di Yerusalem. Pengumpulan dana itu berlangsung sekitar 5 tahun (Thn 52-57 M). Dana itu terkumpul dari jemaat-jemaat di Galatia, Makedonia, Akhaya dan Asia Kecil. Perwakilan dari jemaat-jemaat itulah yang kemudian menemani Rasul Paulus ketika ia membawa bantuan itu ke Yerusalem.

Bantuan ditujukan kepada saudara-saudara Yahudi Kristen yang keadaannya dilukiskan dalam Kis 11:27-30 (Pada waktu itu datanglah beberapa nabi dari Yerusalem ke Antiokhia. Seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit dan oleh kuasa Roh ia mengatakan, bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar. Hal itu terjadi juga pada zaman Klaudius. Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea. Hal itu mereka lakukan juga dan mereka mengirimkannya kepada penatua-penatua dengan perantaraan Barnabas dan Saulus.).
Pada zaman itu pula, bangsa Yahudi dikenakan pajak yang besar, bahkan pajak berganda, karena mereka harus membayar pajak kepada Kekaisaran Roma dan Pemerintahan Yahudi.

Secara global dapat kita lihat Karya Tuhan dengan mengizinkan kekurangan di Yerusalem dan bantuan dari jemaat-jemaat Kristen pertama, yaitu bahwa jurang perbedaan antara golongan Yahudi Kristen dan Non-Yahudi Kristen menjadi punah, karena perasaan sepenanggungan dalam Kristus yang erat dan kental sehingga saling membantu seperti jemaat mula-mula di Yerusalem pun terjadi di jemaat-jemaat di luar Yerusalem.

Selebihnya tentang penyampaian bantuan itu ditulis oleh Rasul Paulus di Kis 15:25-27 Tetapi sekarang aku sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus. Sebab Makedonia dan Akhaya telah mengambil keputusan untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem. Keputusan itu memang telah mereka ambil, tetapi itu adalah kewajiban mereka. Sebab, jika bangsa-bangsa lain telah beroleh bagian dalam harta rohani orang Yahudi, maka wajiblah juga bangsa-bangsa lain itu melayani orang Yahudi dengan harta duniawi mereka.

Surat 2 Korintus

2Kor1:1 Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Timotius saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus dengan semua orang kudus di seluruh Akhaya.
Surat ini ditulis Rasul Paulus dari Makedonia di sekitar tahun 56 M.

Paulus berjanji di dalam suratnya yang pertama, bahwa dia akan mengunjungi mereka setelah dia melintasi Makedonia dan mungkin tinggal di situ selama musim dingin (1 Kor.16:5-9). Kelihatannya, Paulus tidak datang, dan ada orang-orang di dalam jemaat yang mengeritik Paulus karena dia tidak memenuhi janjinya (2 Kor. 1:15-2:1). Lagi pula ada orang-orang di Korintus yang mengeritik Paulus tentang beberapa hal seperti menyalahgunakan sumbangan yang dikumpulkannya dari jemaat-jemaat untuk jemaat di Yerusalem (2 Kor. 8:19-21;12:17,18). Mereka berkata bahwa Paulus bukan seorang rasul benar (2 Kor. 12:11,12). Mereka berkata bahwa Paulus berani dalam suratnya, tetapi lemah dan takut kalau berhadapan muka (2 Kor. 10:1,9-11). Mereka berkata bahwa Paulus tidak meminta dibayar waktu memberitakan injil di antara mereka, maka pemberitaannya tidak berharga atau berguna (2 Kor. 11:6-12). Jadi Paulus juga menulis surat ini untuk menjawab tantangan-tantangan orang lain terhadap Paulus sendiri dan membela kerasulannya.

Garis Besar surat 2 Kor ini adalah:
I. Paulus membela dirinya dan pelayanannya (1-7)
II. Persembahan untuk orang Kristen di Yerusalem (8-9)
III. Paulus membela kerasulannya (10:1-12:19)
IV. Rencana Paulus untuk mengunjungi lagi (12:20-13:14)

Jemaat-jemaat Makedonia

Yang dimaksud oleh Rasul Paulus dengan jemaat-jemaat Makedonia pada konteks bacaan ini (2Kor8:1), adalah:
-. Jemaat Filipi
-. Jemaat Tesalonika
-. Jemaat Berea
(lihat peta di Alkitab - Makedonia sekarang adalah Yunani)

Dengan demikian, gambaran Paulus bahwa jemaat-jemaat Makedonia berada dalam pelbagai penderitaan dan sangat miskin dapat kita cocokkan dengan apa yang ia gambarkan dalam:
-. Fil 1:27-30 = Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, dengan tiada digentarkan sedikit pun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah. Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.
-. 1Tes2:14 = Sebab kamu, saudara-saudara, telah menjadi penurut jemaat-jemaat Allah di Yudea, jemaat-jemaat di dalam Kristus Yesus, karena kamu juga telah menderita dari teman-teman sebangsamu segala sesuatu yang mereka derita dari orang-orang Yahudi.
-. 2Tes1:4-5 .... sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita: suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu.

Karakteristik jemaat-jemaat di Makedonia dapat kita kenal dari nasihat Paulus kepada jemaat di Tesalonika dalam 1Tes 4:9-10 Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah. Hal itu kamu lakukan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami menasihati kamu, saudara-saudara, supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya.

Dari Makedonia ini pulalah, surat 2 Korintus ini ditulis Rasul Paulus.

Jemaat Korintus

Berbeda dengan jemaat-jemaat Makedonia, jemaat di Korintus hidup dalam keadaan ekonomi yang cukup, bahkan melimpah, karena Korintus adalah kota perdagangan yang besar yang dihampiri oleh kapal-kapal dagang dari berbagai negara.
Korintus adalah ibu kota propinsi Akhaya dan adalah kota terbesar dan terpenting di daerah itu. Kota Korintus terletak di antara dua pelabuhan yang penting: Pelabuhan di kota Kengkrea pada Teluk Saronika sekitar 9 km dari Korintus, dan pelabuhan di kota Lekhaion pada Teluk Korintus sekitar 3 km dari Korintus. Ada kapal-kapal muatan yang berlabuh pada dua pelabuhan itu dan muatannya dibongkar dan dimuat di dalam kereta-kereta dan diangkut ke pelabuhan sebelah untuk dimuat pada kapal lain yang menunggu di situ. Ini menghemat waktu dan risiko dari pada kapal-kapal itu harus berlayar 350 kilometer keliling tanjung Akhaya itu. Oleh karena banyaknya kapal yang berlabuh di situ, ada banyak pelaut yang mampir di situ hanya beberapa hari sambil menunggu muatan di kapal dibongkar atau dimuat.
Tetapi hidup dalam kecukupan bukan berarti tanpa pergumulan, dari surat 1 Korintus, kita bisa melihat, bahwa dalam jemaat ini sangat banyak pergumulam seperti perpecahan, percabulan, persembahan berhala dan ajaran-ajaran sesat.
jemaat Korintus didirikan oleh Rasul Paulus dalam perjalanannya yang ke-2 (Kis 18:1-17), dan beberapa waktu kemudian, Apolos pergi dan melayani di Korintus (Kis. 18:27-19:1).

Konteks Bacaan 2 Kor 8:1-7

Contoh Jemaat-jemaat Makedonia

Ayat 1 dan 2 menjelaskan dengan gamblang tentang apa yang terjadi di sana.

1. Mereka dianugerahkan Kasih Karunia
2. Anugerah Kasih Karunia yang dialami berbuah sukacita & kemurahan hati, tanpa dihalangi oleh keadaan mereka yang mengalami pelbagai penderitaan dan miskin.

Dan semua ini menjadi contoh bagi jemaat di Korintus yang keadaannya jauh lebih baik dari Makedonia.

Paulus tidak menyebutkan jumlahnya, tetapi sikap dan pengorbanan mereka yang menjadi contoh. Dalam hal ini Rasul Paulus mengacu pada ajaran Kristus Yesus di Mark 12:41-44 = Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."

Ayat 3 -5 mencontohkan 3 karakteristik jemaat Makedonia dalam memberi. (perhatikan kata "Aku Bersaksi, ..." yang menandakan Paulus sendiri menyaksikan dan mengalami hal ini).

1. Mereka memberi, bukan saja menurut kemampuan mereka tetapi bahkan melampaui kemampuan mereka. (ay 3)
Ini menandakan bahwa mereka "Tidak Kuatir" akan keadaan mereka setelah memberi. Suatu penggenapan atas ajaran Kristus di Mat 6:25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

2. Mereka memberi dengan kerelaan (ay 4)
Perhatikan di sini, bahwa mereka tidak merasa itu sebagai suatu hal yang memberi = mengeluarkan, tetapi menerima = beroleh kasih karunia, dengan mengambil bagian dalam pelayanan orang kudus.

3. Mereka memberi diri mereka secara penuh kepada Allah (ay 5) dan karena itulah maka mereka membantu Paulus dalam pengumpulan dana tersebut.
Dengan ini pula, mereka menggenapi ajaran Hukum Kasih di Mat 22:37-39 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

ay 6 menghimbau supaya pelayanan kasih itupun terjadi di Korintus, sebagaimana yang telah mereka mulai tetapi terhenti - Rasul Paulus mengharapkan bahwa dengan kunjungan Titus nanti hal ini dapat diselesaikan.

ay 7 Rasul Paulus menekankan kelebihan jemaat Korintus yang kaya dalam segala sesuatu, seperti Iman, perkataan, pengetahuan, kesungguhan untuk membantu dan kasih - dan menghimbau supaya mereka melengkapi itu dengan kaya dalam pelayanan kasih.
jemaat Korintus kaya secara lokal, tetapi kekayaan mereka belum dilengkapi dengan pelayanan kasih sebagai buah kasih anugerah Allah.

Selanjutnya sampai akhir perikop di ayat 15 menjelaskan, bahwa Paulus tidak memaksa, tetapi hendaknya dengan kerelaan. Perhatikan konsep keseimbangan yang diajarkan Paulus di ayat 13-15, sebagai suatu penggenapan atas ajaran Kristus dalam Khotbah di bukit dengan ucapan Berbahagialah (Mat 5:3-11).

Aplikasi

Dengan uraian di atas, aplikasinya menjadi sederhana untuk diterapkan dalam kehidupan kita, bahwa "memberi adalah suatu tindakan penggenapan atas menerima Kasih Karunia Allah".

Mari wujudkan apa yang jemaat-jemaat Makedonia telah rintis;
1. Memberi menurut kemampuan, bahkan melampaui kemampuan tanpa kuatir apapun.
2. Memberi dengan kerelaan, karena memberi adalah beroleh kasih karunia.
3. Memberi dengan secara penuh memberi diri kepada Allah dengan demikian mengasihi sesama.

Cerminkan dalam kehidupan pribadi, keluarga dan jemaat kita.

ITT – 20 Juni 2011 PF KRT 6 di Kel.Pontoea