Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Thursday, June 30, 2011

Keluaran 22:21-24


Memperdulikan sesama yang tidak berdaya


Keluaran 22:21-24
22:21 "Janganlah kautindas atau kautekan seorang orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.
22:22 Seseorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas.
22:23 Jika engkau memang menindas mereka ini, tentulah Aku akan mendengarkan seruan mereka, jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring.
22:24 Maka murka-Ku akan bangkit dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang, sehingga isteri-isterimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim.


Latar Belakang

Setelah Allah menurunkan Dekalog, IA kemudian mengatur hukum-hukum pokok itu dan menerjemahkannya dalam peraturan-peraturan pelaksanaan (Kel 21:1 "Inilah peraturan-peraturan yang harus kaubawa ke depan mereka.).
Keluaran 21 s/d 23 mengatur peraturan-peraturan tersebut, yang didasarkan pada Dekalog, peraturan mana yang kemudian kita kenal sebagai Hukum Musa.

Bagian bacaan kita minggu ini adalah peraturan pelaksanaan mengenai orang-orang yang tidak mampu (Kel 22:21-27) - dimana bacaan kita ini adalah paruh pertama dari peraturan tersebut, yaitu mengenai bagaimana perlakuan umat Israel terhadap kaum asing dan miskin, sementara mereka harus tetap menjaga supaya budaya asing perihal penyembahan ilah asing tidak mempengaruhi mereka, tetapi juga mereka harus menunjukkan kasih dan keadilan terhadap kaum asing dan miskin ini.
Mereka bukan hanya harus menghindari kesewenangan tetapi juga harus berbuat baik secara aktif (Kel 22:26-27 Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya kepadanya sebelum matahari terbenam, sebab hanya itu saja penutup tubuhnya, itulah pemalut kulitnya -- pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih.").
Yesus Kristus kemudian dalam penggenapan-Nya berbicara mengenai Kasih yang aktif ini dalam Mat 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu - dan juga dilaksanakan oleh Rasul Paulus dalam ajarannya di Roma 12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!

Kaum Minoritas

Kaum minoritas di Israel pada masa itu dapat dibagi dalam:
-. Orang Asing (Kel 22:21 "Janganlah kautindas atau kautekan seorang orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.)
Pada masa itu, orang Asing yang menetap bersama orang Israel, mempunyai kelemahan karena mereka dianggap berbeda di mata hukum, politik, sosial ekonomi dan kepercayaan.
-. Janda dan anak Yatim (Kel 22:22 Seseorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas)
Pada masa itu, seorang janda mempunyai kedudukan hukum yang sangat lemah. mereka bahkan tidak dapat memiliki tanah atas nama mereka sendiri. Janda-janda secara terpaksa harus bekerja dan menjadi buruh untuk menghidupi keluarga mereka, dan ketika mereka tua dan lemah, mereka hanya hidup dari belas kasihan orang disekitarnya. Demikian pula halnya bagi anak-anak yatim, yang hanya menggantungkan hidup mereka pada belas kasihan masyarakat.

Peringatan Tuhan Lewat Sejarah

Memakai kata menindas dan menekan pada ayat-ayat di atas, Allah memperingati umat Israel, supaya tidak mengambil keuntungan dari kelemahan kaum minoritas ini. Bagaimana mereka supaya tidak berlaku sewenang-wenang atas keadaan mampu yang merupakan anugerah Allah, serta mengeksploitasi kaum minoritas ini untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya bagi diri sendiri.

Allah mengingatkan dengan memakai sejarah kaum Israel, pada keadaan mereka sebelumnya ketika mereka sendiri pernah menjadi kaum minoritas di tanah Mesir (Kel 22:21b sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir. - Im 19:33-34 Apabila seorang asing tinggal padamu di negerimu, janganlah kamu menindas dia. Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu.)

Pentingnya sejarah ini diingat, adalah untuk menghasilkan rasa bersyukur kepada Allah atas kemerdekaan yang dianugerahkan-Nya. Hari-hari yang pernah mereka lalui dalam penindasan seperti kerja rodi dan paksa dalam lumpur, panas dan lapar serta siksaan, bukanlah suatu hal yang pahit saja, tetapi itu merupakan suatu bentukan Allah atas karakter mereka, supaya ketika mereka terbebas dan akhirnya menjadi suatu bangsa yang kuat, mereka tidak berlaku sama seperti apa yang mereka terima di Mesir dahulu.
Dalam komunitas PB, Rasul Paulus menasihatkan Murid-murid Kristus dengan motivasi yang sama untuk mengingat sejarah dalam Ef 2:12-13 bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Keselamatan yang kita peroleh melalui Yesus Kristus, haruslah senantiasa dan selamanya melekat dengan sikap kita dengan memberikan syukur yang tidak berkesudahan dengan melaksanakan pelayanan kasih. Itulah yang membedakan kita dari dunia, karena kita sudah ditebus melalui tebusan yang jauh lebih bernilai dari sekedar darah anak domba, yaitu darah Anak Domba Allah - yang memerdekakan kita dari perbudakan dosa dan iblis dan mengangkat kita menjadi anak-anak Allah dalam Yesus Kristus.

Seruan dan Hukuman

Untuk lebih jauh mengingatkan Israel, Tuhan melanjutkan menggunakan metafora keluarnya Israel dari Mesir untuk memperlihatkan akibat kalau mereka tetap menindas dan menekan kaum minoritas ini.
Sebagaimana Tuhan tergerak dengan teriakan minta tolong Israel dan memperlihatkan Kuasa-Nya atas Alam Ciptaan-Nya dengan tulah dan akhirnya memusnahkan firaun dengan air Laut Merah, disinipun Tuhan mengingatkan dengan ayat 23: Jika engkau memang menindas mereka ini, tentulah Aku akan mendengarkan seruan mereka, jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring. Serta akibatnya di ayat 24 Maka murka-Ku akan bangkit dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang, sehingga isteri-isterimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim.

Sejarah Israel mencatat itu, ketika mereka berbalik melawan Allah dan tidak mematuhi dan melaksanakan perintah-Nya, maka terjadi kejatuhan Israel dalam pembuangan dan perbudakan kembali. Allah memakai Kerajaan Asyur dan Babel untuk mengangkat Israel keluar dari tanah perjanjian atas perlawanan Israel terhadap Allah.
Ketika umat Tuhan menindas dan menekan kaum asing dan miskin, mereka bukan hanya sekedar tidak mematuhi Peraturan Pelaksanaan Hukum Tuhan, tetapi juga mereka menodai sejarah bangsa mereka dan menjadi bangsa yang "Tidak Tahu Diri", menodai "Tindakan Penyelamatan Allah" yang membuat mereka kuat seperti sekarang ini.

Aplikasi

Belajar dari bacaan kita di Hari Minggu ini, sebagai Murid-murid Yesus Kristus, kita dingatkan pula untuk memberlakukan Kasih secara aktif kepada kaum minoritas, dengan memperhatikan beberapa hal;

1. Dekalog yang secara padat dirangkum Yesus dalam Mat 22:37-39 hendaknya kita berlakukan dalam konteks kehidupan nyata, dengan memperdulikan kaum miskin atau menderita. Terkadang kita berpikir, Ya Tuhan ... akulah kaum miskin itu ....akulah yang menderita? Benarkah demikian? Apakah kita sudah menghitung berkat-berkat yang kita terima dengan teliti? Berkat yang terbesar yaitu Keselamatan atas Dosa yang di tebus Yesus Kristus hendaknya kita letakkan paling depan, dan dengan demikian syukur kita akan tidak berkesudahan - Dan atas pelaksanaannya, (mengutip dari aplikasi pekan lalu) bahwa Hukum Kasih diberikan sebagai berkat, dan syukur atas berkat itu adalah melaksanakannya, mengasihi sesama seperti mengasihi diri kita sendiri sebagai wujud mengasihi Allah.

2. Dari pembelajaran di atas, Allah menghendaki kita untuk senantiasa berseru kepada-Nya. Dalam ketertindasan dan kesesakan kita berseru dengan nyaring dan Allah mendengar serta melepaskan kita, dan ketika kita terlepas dan tumbuh kuat, apakah kita mau tertindas kembali dengan melalaikan pelayanan kasih bagi kaum miskin dan menderita? Sejarah Israel, Sejarah orang-orang yang diselamatkan Kristus, sejarah kehidupan kita ingatlah senantiasa, supaya kita tidak terjatuh ke dalam penindasan dan perbudakan dosa. Ketika lemah kita berseru, ketika kuat kita lupa diri - Itu yang tidak dikehendaki Allah.

3. Belajar dari Kisah Israel di PL, khususnya di Kitab Rut, ketika orang asing, janda dan anak yatim diperlakukan dengan kasih, maka era kegelapan suatu bangsa dibangkitkan dengan suatu era baru - Daud muncul, yang kemudian menjadi garis keturunan Yesus Kristus Anak Allah. Bandingkan dengan bacaan kita, seakan Allah berkata kepada kita "Jangan bersikap seperti Firaun yang senantiasa menindas kaum-KU, tetapi jadilah seperti Keluarga Allah yang senantiasa memperdulikan yang tidak berdaya, maka berkat-KU akan mengalir senantiasa, melalui kamu, kepada generasi penerusmu.”

4. Penggenapan Yesus Kristus dinyatakan dalam Mat 25:45-46 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal. - Dari ayat sebelumnya di Mat 25:42-44, kita belajar, bahwa Kasih itu aktif, dan Pelayanan Kasih bukan melulu pemberian secara finansial.

ITT - Minggu, 3 Juli 2011