Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Sunday, June 26, 2011

Keluaran 20:1-11


Allah yg harus disembah dan dimuliakan

Kel 20:1-11
20:1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
20:5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
20:6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
20:7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
20:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.


Pendahuluan

Sekitar kurang lebih 3,300 tahun yang lalu, Allah memberikan Sepuluh Perintah kepada umat Israel. Hal ini menarik untuk diingat bahwa peristiwa itu terjadi di atas Gunung Sinai, yang terletak di negara Saudi Arabia saat ini. Sebelum Sepuluh Perintah diberikan, umat Israel telah diperbudak di Mesir selama lebih dari empat ratus tahun. Tetapi, kemudian Allah melepaskan umat pilihan-Nya dan menuntun mereka keluar dari perbudakan di Mesir menuju tanah yang sudah dijanjikan pada mereka. Tanah ini disebut Tanah Perjanjian, yaitu tanah di mana Anak Manusia akan dilahirkan 1,300 tahun kemudian. Selama 40 tahun, bangsa Yahudi harus mengembara di padang belantara menunggu Allah mengijinkan mereka memasuki Tanah Perjanjian. Mengapa? Karena Allah mempunyai banyak pelajaran yang akan diberikan kepada umat Israel sebelum IA mengijinkan mereka memiliki tanah tersebut.

Bahasa Ibrani untuk dekalog adalah aseret had d’barim. Dekalog adalah kata yang diambil dari bahasa Yunani. ‘Deka’ (sepuluh) dan ‘log - logos’(kata). Jadi, ‘dekalog’ berarti sepuluh kata, sepuluh firman atau sepuluh perintah. Kesepuluh Perintah Tuhan ini terdapat dalam Keluaran 20:1-17 dan Ulangan 5:1- 21.
Merupakan suatu yang penting untuk meninjau dekalog dari berbagai aspek, karena dengan memiliki pengertian yang benar terhadap dekalog kita akan dibawa untuk menggumuli dekalog dengan sikap hati yang benar pula.

Dari bacaan sebelumnya di Kel 19, kita dapat mengetahui bahwa:
a. 10 Hukum Tuhan diberikan di Gunung Sinai (Kel 19:1-9) dan
b. 10 Hukum Tuhan diberikan oleh Allah yang Kudus (Kel 19:10-13)
Dari bacaan ini dan sesudahnya, kita dapat pula mengetahui bahwa:
c. 10 Hukum Tuhan diberikan kepada Umat-Nya Israel (kel 20)
d. 10 Hukum Tuhan diberikan dalam 2 bagian (Kel 31:18, Kel 32:15-16)

Pembagian 10 Hukum Tuhan

Dekalog yang terdiri dari sepuluh firman tersebut adalah butir-butir hukum Tuhan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Seluruhnya merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Pelanggaran terhadap salah satu butir hukum tersebut berarti melanggar keseluruhan dari hukum tersebut (Yak. 2:10 = Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.).

Para Teolog umumnya membagi Dekalog ini menjadi dua bagian, - berdasarkan Kesimpulan yang Tuhan Yesus berikan atas pertanyaan Hukum mana yang terutama di Mat 22:37-39 (Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri) - Pembagian tersebut yaitu:

1. Bagian pertama terdiri dari hukum kesatu sampai keempat (Kel 20:2-11). Bagian ini merupakan hukum-hukum yang mengatur hubungan umat dengan Allah.
Hukum ke 1 (Kel 20:3)
Hukum ke 2 (Kel 20:4-6)
Hukum ke 3 (Kel 20:7)
Hukum ke 4 (Kel 20:8-11)
2. Bagian kedua terdiri dari hukum kelima sampai kesepuluh (Kel 20:12-17). Bagian ini merupakan hukum-hukum yang mengatur hubungan antar sesama.
Hukum ke 5 (Kel 20:12)
Hukum ke 6 (Kel 20:13)
Hukum ke 7 (Kel 20:14)
Hukum ke 8 (Kel 20:15)
Hukum ke 9 (Kel 20:16)
Hukum ke 10 (Kel 20:17)

Maksud Tuhan dan pengertian manusia.

Menilik 10 Hukum Tuhan, biasanya akan bermuara pada suatu sikap untuk berusaha mengetahui dan mempelajari perintah-perintah itu. Ada 2 (dua) dari sekian banyak perspektif yang akan coba dikemukakan dalam hal pekan ini, dalam bentuk pertanyaan dan jawaban: "Sebagai Murid Tuhan Yesus, mengapa kita perlu mempelajari 10 Hukum Tuhan?"

1. Pada masa sekarang ini kita perlu mempelajari 10 Hukum Tuhan untuk mengingatkan kita atas "Apa yang menjadi standar kebenaran di Mata Tuhan"

Mengapa hal ini penting? Karena standar kebenaran menurut ukuran manusia dan dunia, saat ini sudah sangat jauh bergeser dari standar kebenaran dan moralitas. Kebenaran saat ini telah menjadi sebuah selera dan moralitas telah menjadi ukuran bebas secara individual.
Rasul Paulus telah mengingatkan kita tentang keadaan sekarang ini dalam 2 Tim 3:1-8 (Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu, yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran. Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji.)

Mari lihat keadaan dunia sekitar kita, negara kita, lingkungan kita, jemaat kita bahkan keluarga dan pribadi kita. Berapa longgar nilai kebenaran dan kejujuran serta nilai moral yang jauh bergeser dari Dekalog?

Jadi dari pertanyaan di atas perihal perlunya mempelajari Dekalog, adalah sangat penting mempelajari, memahami dan melakukan Dekalog ini sebagai standar kehidupan, khususnya kehidupan sebagai murid Tuhan Yesus agar kita tidak tercemar oleh standar duniawi, tetapi tetap dalam standar yang diberikan oleh Tuhan.
Lebih jauh lagi, perlunya mempelajari Dekalog adalah untuk;

2. Menghindari kesalahpahaman atas maksud Dekalog ini sendiri.

Pemakaian istilah "Perintah" biasanya ditangkap dalam konotasi negatif oleh manusia, dengan mengartikannya sebagai Hukum dan beban yang berat yang harus dipikul dan ditaati.
Perhatikan Ulangan 10:12-13 = 10:12 "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, 10:13 berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu.
Kalimat terakhir mengatakan "supaya baik keadaanmu" menandakan KASIH ALLAH dan bukan tekanan Allah bagi manusia dengan perintah ini dan itu. Ditegaskan kemudian di Yer 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Yesus Kristus kemudian menekankan dalam rangkuman-Nya atas Dekalog dengan kalimat "Kasihilah ...." yang menandakan pengajaran-Nya bahwa Allah itu penuh Kasih, dan karena IA penuh Kasih, maka kitapun wajib mengasihi ALLAH. Bandingkan, bahwa Kasih Allah melepaskan Israel dari perbudakan, dan baru kemudian memberikan Dekalog untuk mengantar mereka ke Tanah Perjanjian, bukan sebaliknya, Dekalog baru kemudian melepaskan mereka.

Jadi Dekalog berkonotasi positif, dengan maksud untuk melindungi Israel dan kemudian kita semua dalam perjalanan kehidupan kita. Melindungi kita dari akibat dosa, melindungi kita dari keterasingan kita terhadap Tuhan.
Dengan perspektif ini, maka Dekalog bukanlah suatu perintah lagi, melainkan suatu "Pernyataan Kasih" dari Allah pencipta kepada kita manusia ciptaan-Nya. Ten Commandments menjadi Tender (lembut) Commandments - 10 Perintah adalah 10 Pernyataan Ungkapan Kasih Allah!

Aplikasi

Setelah memahami Dekalog sebagai wujud Kasih Allah, dalam konteks bacaan kita minggu ini yaitu Hukum 1 s/d 4, yaitu pernyataan Allah tentang maka sebagai Murid Tuhan Yesus kita wajib menyembah dan memuliakan Allah dengan jalan melaksanakan Hukum 5 s/d 10.

Perhatikan kalimat Tuhan Yesus dalam Mat 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Kalimat “yang sama dengan itu” (itu = Mat 22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama) menunjuk kepada Mat 22:37 = Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

Anugerah Kasih dalam Hukum 1-4 adalah melaksanakan Hukum 5-10. Amin

ITT – Minggu 26 Juni 2011